ATAMBUA, [LINTASTIMOR.ID] – Dari garis start di Desa Tulakadi, Kecamatan Tasifeto Timur, dentuman semangat membahana. Senin pagi (11/8/2025) itu, matahari baru menanjak, angin perbatasan berhembus membawa riuh tepuk tangan. Sebanyak 104 tim bersiap menempuh rute 17 kilometer dalam Gerak Jalan Kemerdekaan, sebuah perjalanan yang tak sekadar menguji fisik, tapi juga merangkai makna kemerdekaan dalam setiap langkah.
Bupati Belu, Willybrodus Lay, S.H., didampingi Wakil Bupati Vicente Hornai Gonsalves, S.T., secara resmi melepas para peserta.
Dengan tatapan penuh bangga, ia melihat deretan peserta berdiri tegap, sebagian dengan senyum percaya diri, sebagian lagi menyembunyikan gugup di balik bendera kecil yang mereka genggam.
“Gerak jalan ini bukan sekadar lomba, tapi perjalanan hati. Setiap langkah adalah doa untuk negeri, dan setiap peluh adalah persembahan bagi kemerdekaan yang kita nikmati hari ini,” ujar Willybrodus Lay dalam sambutannya.
Kegiatan ini menjadi bagian penting dari rangkaian peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Kabupaten Belu. Rute sejauh 17 kilometer membelah jalan-jalan perbatasan, melintasi rumah-rumah sederhana, sawah menguning, dan senyum warga yang berdiri di pinggir jalan memberi semangat.
Wakil Bupati Vicente menambahkan, kegiatan ini bukan hanya ajang adu cepat, tetapi momentum mempererat tali persaudaraan.
“Di sini, semua peserta adalah pemenang. Karena yang kita cari bukan siapa yang lebih dulu sampai, tapi siapa yang pulang dengan hati yang lebih mencintai tanah air,” katanya.
Dengan semangat yang membara, 104 tim itu pun mulai melangkah, meninggalkan titik start. Suara derap kaki mereka berpadu dengan lagu perjuangan yang mengalun, menjadi harmoni sederhana yang mengingatkan: kemerdekaan adalah perjalanan yang harus terus dijaga, selangkah demi selangkah.
