Di tengah derasnya arus opini publik tentang sosok yang layak menduduki kursi tertinggi di PT Freeport Indonesia (PTFI), suara adat pun angkat bicara. Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme (Lemasa) menegaskan sikapnya: hanya putra Papua terbaik yang memenuhi kriteria layak memimpin perusahaan tambang raksasa itu.
TIMIKA | LINTASTIMOR.ID – Direktur Eksekutif Lemasa, Stingal Johnny Beanal, menyampaikan bahwa dukungan lembaga adat terhadap calon pimpinan tertinggi PTFI atau “01 Freeport Indonesia” harus didasarkan pada kriteria yang jelas dan tidak bisa ditawar. Pernyataan ini disampaikan di tengah meningkatnya diskusi publik dan riuhnya wacana pencalonan di berbagai platform media sosial.
“Hanya mereka yang memenuhi syarat dan kriteria yang bisa didukung Lemasa. Posisi puncak di PTFI bukan sekadar jabatan, melainkan amanah besar bagi masa depan masyarakat Papua,” tegas Stingal Johnny Beanal dalam rilis resminya, Senin (27/10/2025).
Menurutnya, meskipun sebagian besar saham PTFI masih dimiliki oleh pihak Amerika Serikat, mekanisme penunjukan pimpinan telah diatur secara profesional dan melibatkan pertimbangan dari pemegang saham utama. Ia menegaskan bahwa proses ini tidak dapat diintervensi oleh pihak mana pun di luar ketentuan tersebut.
“Penting untuk dipahami, ada putra-putra daerah yang telah lama mengabdi, baik di kantor pusat FI Jakarta maupun di Papua. Mereka memiliki pengalaman dan loyalitas yang tak diragukan,” ujarnya.
Stingal Johnny Beanal menjabarkan lima syarat mutlak yang harus dimiliki oleh calon pemimpin PTFI:
- Memiliki pengalaman memimpin perusahaan minimal lima tahun.
- Menguasai bidang teknis pertambangan secara profesional.
- Memiliki mental dan etos kerja yang prima.
- Menguasai pengetahuan keselamatan kerja pertambangan.
- Merupakan Orang Asli Papua (OAP).
Ia menegaskan, Lemasa akan memberikan dukungan penuh hanya jika seluruh syarat ini terpenuhi. Jika ada satu saja kriteria yang tidak dipenuhi, maka dukungan tidak akan diberikan.
“Kami ingin memastikan bahwa pimpinan PTFI ke depan benar-benar memahami budaya, tanah, dan masyarakat Papua. Bukan hanya soal jabatan, tapi soal tanggung jawab moral terhadap generasi,” tegasnya.
Lemasa, lanjut Stingal, kini tengah melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap sejumlah putra Papua yang berpotensi memenuhi lima kriteria tersebut. Proses ini dilakukan secara objektif untuk memastikan setiap kandidat memiliki kapasitas dan dedikasi yang sesuai dengan amanah besar PTFI.
“Siapa pun berhak menyuarakan aspirasi—baik lewat DPR, MRP, maupun forum lainnya. Tapi pada akhirnya, kita semua harus kembali pada mekanisme yang berlaku dan prinsip kelayakan,” tambahnya.
Melalui pernyataan ini, Lemasa berharap publik memahami bahwa jabatan strategis di PTFI bukan sekadar simbol politik atau representasi adat, melainkan posisi tanggung jawab besar yang harus diemban oleh sosok berkompeten, berdedikasi, dan memiliki jiwa kepemimpinan sejati.
