Scroll untuk baca artikel
Bupati  mimika
Example 728x250
BeritaHukum & KriminalPeristiwa

Yuliana Bani Menghentikan Pencarian: “Saya Tidak Hilang, Saya Merantau”

804
×

Yuliana Bani Menghentikan Pencarian: “Saya Tidak Hilang, Saya Merantau”

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

ATAMBUA |LINTASTIMOR.ID) — Setelah sehari penuh kabar simpang-siur mengenai hilangnya Yuliana Bani beredar di Lintastimor dan Belu Pos, perempuan asal Ayotupas, itu akhirnya memecah sunyi melalui sebuah unggahan singkat di akun Facebook-nya. Di balik foto wajah yang tampak letih di sebuah lorong sempit, ia menuliskan klarifikasi yang menenangkan sekaligus memilukan.

Lead-nya sederhana: ia tidak hilang. Ia hanya pergi merantau—dalam keadaan terpaksa.

Example 300x600

Dalam unggahannya, Yuliana mengirim pesan langsung kepada keluarganya: jangan cari dia; jangan panik; jangan mengira yang bukan-bukan. Ia kini berada di Kalimantan Barat, bekerja dan bertahan hidup, jauh dari suami yang berasal dari Oemufa, Takari, serta empat anak yang ia tinggalkan.

Di balik kalimat-kalimat ringkas itu, tersimpan pergolakan seorang ibu yang memilih jalan sunyi tanpa sempat berpamitan.

“Smua keluarga jgn cari sy. Sy lgi sy sd ketj d Kalbar. Mks semua sd kwatyr, tpi maaf krna dgn keadaan sy jln merantau, bkn sy hilag. Maaf semua kel ku.”

Kata-katanya terdengar jujur, mentah, tanpa polesan. Ia ingin keluarganya berhenti khawatir, tetapi juga tahu bahwa kepergiannya menimbulkan gelombang kecemasan.

Jejak yang Tertinggal

Sehari sebelumnya, kabar ketidakhadirannya dimuat media lokal di perbatasan, memantik kekhawatiran publik. Kehilangan seorang ibu, seorang istri, seorang saudara—selalu menimbulkan tafsir, gosip, dan dugaan.

Tetapi Yuliana menjawab semua itu dengan kalimat pendek yang menghapus drama yang terlanjur tumbuh.

“Bukan sy hilang, tapi sy jln merantau.”

Dalam frasa itu, ia seakan berkata bahwa hidup terkadang memaksa seseorang mengambil jarak dari rumah, bukan karena ingin pergi, tetapi karena ingin bertahan.

Pergi dalam Sunyi

Tidak mudah membayangkan langkah Yuliana meninggalkan suami dan empat anak tanpa kabar. Namun, realitas perempuan di perbatasan kerap seperti itu: bekerja jauh, membawa beban, memikul harapan, dan sering kali harus hilang sementara dari pandangan keluarga.

Status Facebook-nya bukan sekadar klarifikasi — melainkan suara seorang ibu yang meminta maaf karena tidak mampu memberi kabar, seorang istri yang berutang penjelasan, seorang anak yang tahu orang tuanya cemas.

“Maaf semua keluarga. Bukan sy hilang.”

Ia menulisnya dengan singkat, tetapi barangkali dengan tangan bergetar.

Kembalinya Suara

Di balik unggahan itu, ada satu hal yang pasti: Yuliana Bani tidak hilang. Ia hadir melalui kejujuran yang ia kirimkan dari jauh. Ia hidup, bekerja, dan berjuang di rantau, berharap keluarganya mengerti bahwa kepergiannya bukan pelarian—melainkan pilihan yang lahir dari keadaan.

Dan di tengah arus berita yang membesar, satu status Facebook akhirnya cukup untuk memulihkan arah cerita.

Example 300250