Scroll untuk baca artikel
Bupati  mimika
Example 728x250
Gaya HidupHukum & KriminalNasionalPeristiwa

Tulisan Wartawan Membuka Mata Hati TNI dan Publik Akan Keadilan”

89
×

Tulisan Wartawan Membuka Mata Hati TNI dan Publik Akan Keadilan”

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Sebuah Ucapan Haru dari Ayah Alm. Prada Lucky Namo untuk Agustinus Bobe, S.H., M.H.

Oleh Redaksi Hukum – Lintastimor.id
Tagline: Suara dari Perbatasan untuk Perdamaian Dunia

JAKARTA| LINTASTIMOR.ID – Minggu Sore 26 Oktober 2025, udara perbatasan terasa lebih teduh. Di antara senja yang menua, pesan sederhana namun sarat makna tiba di ponsel Agustinus Bobe, S.H., M.H., Pimpinan Umum Media Group Lintastimor Indonesia.

Example 300x600

Pesan itu datang dari Ayah almarhum Prada Lucky Namo, Pelda Chrestian Namo sosok ayah yang hingga kini masih menanggung getir kehilangan anaknya — seorang prajurit muda yang gugur dalam tugas dan meninggalkan jejak luka di hati keluarga serta masyarakat luas.

“Puji Tuhan, mohon maaf Bapak Agus, saya Ayah almarhum Prada Lucky, Pelda Chrestian Namo Atas nama keluarga besar almarhum, kami sangat berterima kasih atas bantuan Bapak yang telah mengangkat kasus kematian anak kami tercinta lewat berita dan tulisan Bapak,” tulis Pelda Chrestian Namo dengan suara hati yang seolah menggema dari jauh.
“Tulisan Bapak membuat publik dan para penegak hukum, khususnya di kalangan TNI, mengerti hukum dan aturan yang sebenarnya dalam peradilan militer.”

Kalimat itu sederhana, tapi getar emosinya menembus batas profesi. Ia bukan hanya bentuk apresiasi, tetapi juga pengakuan bahwa keadilan yang ditulis dengan hati mampu menyentuh hati bangsa.

Ayah yang Tak Menyerah di Tengah Luka

Bapak Pelda Chrestian  Namo bukanlah sosok yang terbiasa bicara di ruang publik. Ia seorang ayah sederhana, hidup dalam disiplin tentara, terbiasa menahan beban dengan diam. Namun sejak kepergian putra kedua, Prada Lucky Namo, dunia yang dulu tenang kini berubah menjadi ruang perjuangan baru — mencari keadilan, bukan sekadar belas kasihan.

Setiap pagi, ia mengenang langkah kaki anaknya yang dulu bersemangat mengenakan seragam hijau. “Dia bangga jadi prajurit, tapi lebih bangga kalau bisa pulang membawa nama baik TNI,” kenang sang ayah dalam satu wawancara singkat.
Kini, yang tersisa hanyalah foto lusuh di ruang tamu, dan perjuangan hukum yang masih menanti babak akhir.

Tulisan dari Perbatasan, Gema ke Ruang Nasional

Ketika banyak media berhenti di batas pemberitaan, Lintastimor.id memilih melangkah lebih jauh. Di tangan Agustinus Bobe—praktisi hukum militer sekaligus jurnalis dengan napas idealisme—kasus Prada Lucky Namo diangkat dengan kedalaman analisis hukum dan empati kemanusiaan.

Tulisan opini dan laporan investigatifnya tak hanya menyingkap sisi gelap peradilan militer, tetapi juga menyuarakan nilai moral: bahwa setiap prajurit, sekecil apa pun pangkatnya, berhak atas perlakuan hukum yang adil dan bermartabat.

“Dengan tulisan Bapak, bisa membuka pikiran dan mata hati para petinggi TNI dan publik, sehingga proses keadilan dapat berjalan sesuai alur hukum yang telah ditetapkan,” tulis Bapak Namo dalam lanjutan pesannya.

Bagi keluarga Namo, Agustinus bukan sekadar wartawan. Ia menjadi simbol keberanian — mewakili suara rakyat kecil yang kadang terpinggirkan dalam tembok tebal institusi.

Keadilan yang Diperjuangkan dengan Pena

Kematian Prada Lucky Namo membuka lembaran panjang tentang pentingnya reformasi dalam sistem peradilan militer. Ia bukan hanya tentang satu nyawa, tapi tentang wajah hukum di tubuh TNI.

Agustinus Bobe menulis dengan pendekatan ganda: sebagai praktisi hukum yang memahami pasal, dan jurnalis yang memahami rasa. Kombinasi itu membuat tulisannya menyentuh — tajam dalam analisis, lembut dalam rasa.

“Pena itu kecil, tapi bila diisi nurani, ia bisa mengguncang sistem,” katanya suatu kali dalam wawancara redaksi.

Kini, ucapan terima kasih dari Ayah Prada Lucky menjadi bukti bahwa perjuangan dengan pena tidak pernah sia-sia.

Doa dari Seorang Ayah

“Tuhan Yesus akan selalu melindungi dan memberkati orang yang berbuat baik terhadap sesama. Salam hormat dari kami keluarga besar almarhum Prada Lucky Namo,” tutup Bapak Namo Namo dengan haru.

Kalimat itu terdengar seperti doa dari lubuk hati seorang ayah yang lelah, tapi tidak kehilangan iman. Di balik duka dan kekecewaan, ia menemukan cahaya kecil—bahwa di dunia yang kerap sunyi dari keadilan, masih ada orang-orang yang menulis bukan untuk sensasi, tapi untuk kebenaran yang hidup.

Lintastimor.id: Dari Perbatasan, Menyuarakan Perdamaian Dunia

Kasus Prada Lucky Namo menjadi potret kecil dari wajah hukum di negeri ini. Namun melalui tangan dan tulisan yang jujur, kisah itu menjelma menjadi gerakan moral dari Timur Indonesia untuk dunia: bahwa keadilan bukanlah milik yang kuat, melainkan hak setiap manusia.

Lintastimor.id berdiri tegak di garis itu — suara dari perbatasan yang terus menulis untuk keadilan, untuk kemanusiaan, dan untuk perdamaian dunia.

 

Example 300250