TIMIKA,[LINTASTIMOR.ID]— Di tengah tenangnya lembah Hoya, Kepala Distrik Hoya, Yoteni Tabuni, masih menunggu jawaban yang tak kunjung tiba—tentang tujuh rumah percontohan yang dijanjikan untuk kampung Jinoni, namun hingga kini tak satu pun berdiri di tanah harapan itu.
Dengan nada antara tanya dan kecewa, Yoteni mengungkapkan kebingungannya atas proyek yang seolah hilang di antara meja birokrasi.
“Saya sudah dua kali menghadap, katanya masih lelang. Apakah lelang ini lama sekali? Dari dulu bilang lelang, sekarang juga lelang. Yang benar yang mana?” tuturnya lirih namun tegas, Kamis (16/10/2025).
Ia mengaku heran, sebab kabar yang beredar dari pejabat lama hingga Pelaksana Tugas tetap sama: pekerjaan masih dalam tahap lelang.
“Informasinya simpang siur. Dari mantan kepala dinas bilang lelang, setelah ada Plt juga masih bilang lelang. Saya jadi bingung,” keluhnya.
Padahal, lanjut Yoteni, anggaran untuk pembangunan tujuh unit rumah sehat itu telah dicantumkan dalam program desa percontohan.
“Setahu saya, dananya sudah ada. Saya hanya ingin melihat hasilnya untuk masyarakat di Jinoni, Distrik Hoya,” ucapnya pelan, seolah berbicara pada angin gunung yang membawa pesan ke pusat kota.
Ia menegaskan, tidak ada alasan keamanan yang dapat dijadikan tameng untuk menunda pembangunan di wilayahnya.
“Situasi di sana aman. Lapangan pun sudah siap, Desember nanti kami uji landing. Tapi aneh, anggaran rumah sehat ini tidak jelas arahnya,” ujarnya.
Lebih jauh, Yoteni menyayangkan isu pengalihan anggaran ke wilayah pantai dengan alasan keamanan yang dianggap tidak berdasar.
“Anggaran Distrik Hoya dipindahkan ke pantai, katanya karena di gunung tidak aman. Siapa bilang? Saya, kepala distrik, masih di tempat. Bahkan pekerja non-OAP pun bekerja di sana dengan nyaman,” tegasnya, penuh keyakinan.
Ia meminta Dinas Permukiman dan Dinas Pertanahan Mimika untuk membuka informasi secara jujur dan transparan kepada publik.
“Masyarakat selalu bertanya kepada saya, tapi apa yang bisa kami jawab kalau dinas teknis yang punya anggaran tidak terbuka?” katanya, menatap jauh seolah mencari kepastian di balik awan lembah Hoya.
Yoteni Tabuni pun menitip harapan kepada Bupati Mimika agar melihat Hoya bukan sekadar titik di peta, melainkan sumber kehidupan bagi kabupaten ini.
“Hoya itu strategis, penghasil sayur mayur. Kalau pemerintah mau, ke depan tidak perlu ambil sayur dari luar, cukup dari Hoya,” pungkasnya, penuh keyakinan dan cinta pada tanahnya.