Kupang [LINTASTIMOR.ID] – Komandan Korem 161/Wira Sakti, Brigjen TNI Hendro Cahyono, menegaskan bahwa pemerintah pusat melalui tiga kementerian akan turun langsung ke Nusa Tenggara Timur pada pekan depan. Kehadiran mereka diharapkan menjadi langkah nyata untuk menemukan jalan damai atas konflik perbatasan di Desa Inbate, Kabupaten Timor Tengah Utara, yang sebelumnya berujung bentrok hingga melukai seorang warga setempat.
“Masalah perbatasan di Desa Inbate sedang diproses oleh kementerian. Tim dari Jakarta pekan depan akan datang ke NTT. Mereka sudah telepon saya dan saya sampaikan akan ketemu di lokasi,” ujar Hendro di Kupang, Senin (1/9/2025).
Menurut Hendro, bentrokan itu berawal dari perbedaan persepsi mengenai letak patok batas. Warga Timor Leste memasang patok berdasarkan pengukuran provinsi mereka, sementara menurut keputusan internasional, titik tersebut sejatinya berada di wilayah Indonesia.
“Bentrokan seharusnya bisa dihindari jika sejak awal ada koordinasi dengan Satgas Pamtas. Koordinasi adalah jembatan emas bagi perdamaian,” ucapnya penuh makna.
Hendro juga menegaskan bahwa kasus penembakan masih dalam penyelidikan. Amunisi yang ditemukan di lokasi telah dikirim ke pusat untuk diteliti asal tembakannya.
Solusi Hukum Internasional Menuju Damai
Pakar hukum menilai jalan terbaik ialah dialog diplomatik bilateral RI–RDTL yang berlandaskan putusan Mahkamah Internasional dan peta batas yang diakui bersama. Jika perbedaan tafsir tetap muncul, arbitrase internasional dapat menjadi pilihan bermartabat. Prinsip good neighborliness — hidup bertetangga dengan baik — harus menjadi jiwa yang memandu kedua bangsa serumpun ini.
Nada Puitis
Perbatasan hanyalah garis imajiner yang ditarik di tanah,
tetapi darah, air mata, dan persaudaraan jauh lebih nyata.
Jangan biarkan satu peluru mengubur seribu harapan.
Di antara batu patok dan kawat batas,
ada ruang luas bernama persaudaraan manusia.
Ayat Alkitab Penguat Roh
“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” (Matius 5:9)
TETUN (TIMOR-LESTE)
Tolu Ministeriu Sei Mai NTT, Korem 161 Husik Pas Ba Konflitu Fronteira Inbate
Kupang [LINTASTIMOR.ID] – Komandante Korem 161/Wira Sakti, Brigjen TNI Hendro Cahyono, confirma governu sentral Indonézia liuhosi tolu ministeriu sei vizita Nusa Tenggara Timur semana oin atu buka dalan pas ba konflitu fronteira iha Suku Inbate, Munisípiu Timor Tengah Utara. Konflitu ida ne’e mak halo ema ida mate tanba tiro.
“Problema fronteira iha Inbate sei prosesu ona iha ministeriu. Ema hosi Jakarta semana oin sei mai NTT. Sira kontaktu hau, hau hatete ita sei hasoru iha lokál,” dehan Hendro iha Kupang, Segunda-feira (1/9/2025).
Hendro explica konflitu mosu tanba diferenza interpretasaun kona-ba patok fronteira. Povu Timor-Leste hatama patok tuir medisaun provínsia, maibé tuir desizaun internasionál fatin ida ne’e mak parte Indonézia.
“Konflitu ne’e bele evita se iha koordinasaun ho Satgas Pamtas. Koordinasaun mak ponte ema halo pas,” dehan ninia.
Solusaun Hukum Internasionál
Dalán di’ak mak dialogu bilateral RI–RDTL tuir desizaun tribunál internasionál. Se mosu diferenza barak, arbitrájen internasionál bele sai dalan justu no dignu. Prínsipiu vizinhu di’ak tenke sei lian komun iha laran duas nasaun serumpun.
Nota Puitika
Línia fronteira mak traça iha rai,
maibé sorin malu no rai inan mak sei permanente.
Labele husik bala ida mate hanesan baleia ne’ebé afoga esperansa riku-riku.
Entre patok no aram,
iha maran bo’ot ida: fraternidade.
Versíkulu Biblia
“Benvindos ema ne’ebé halo pas, tanba sira sei hahu hakarak filhu sira nian Maromak.” (Mateus 5:9)
ENGLISH
Three Ministries to Visit NTT, Korem 161 Pushes for Peace in Inbate Border Conflict
Kupang [LINTASTIMOR.ID] – The Commander of Korem 161/Wira Sakti, Brig. Gen. Hendro Cahyono, confirmed that representatives from three Indonesian ministries will visit East Nusa Tenggara next week to seek a peaceful solution to the border conflict in Inbate Village, North Central Timor Regency, which recently escalated into clashes and claimed the life of a resident.
“The border issue in Inbate is being handled by the ministries. A team from Jakarta will come to NTT next week. They already called me and I told them we will meet on site,” Hendro told reporters in Kupang, Monday (Sept 1, 2025).
The clash, he explained, was triggered by different interpretations of boundary markers. Timor-Leste residents installed stakes based on provincial measurements, while international rulings recognized the disputed area as part of Indonesia.
“This clash could have been avoided if there was early coordination with the Border Security Task Force. Coordination is the golden bridge for peace,” he said firmly.
International Legal Path to Peace
Experts emphasize bilateral diplomatic dialogue between RI and RDTL, guided by International Court of Justice rulings and mutually recognized maps. If disputes persist, international arbitration remains a dignified and just path forward. The principle of good neighborliness must be upheld as the moral compass for both nations.
Poetic Note
Borders are lines drawn on the earth,
but blood, tears, and brotherhood are written in the heart.
Let not a single bullet bury a thousand hopes.
Between markers and barbed wires,
there lies an open field called humanity.
Bible Verse
“Blessed are the peacemakers, for they will be called children of God.” (Matthew 5:9)