TIMIKA, [LINTASTIMOR.ID] – Di tanah Mimika yang tengah menata diri, satu pesan bergema kuat dari pucuk pimpinan: birokrasi harus bersih, dari niat hingga urin. Dalam semangat menegakkan integritas aparatur, Bupati Mimika, Johannes Rettob, meluncurkan langkah tegas: tes narkoba massal bagi seluruh ASN.
Rabu, 6 Agustus 2025 menjadi saksi langkah besar itu. Seluruh Aparatur Sipil Negara di lingkungan Pemerintah Kabupaten Mimika diwajibkan menjalani tes urine, sebagai bentuk nyata komitmen melawan penyalahgunaan narkotika di lingkup pemerintahan. Dan bagi mereka yang mangkir tanpa alasan, peringatan Bupati terdengar sangat jelas: akan dicari, akan dites susulan.
“Kita tidak sedang main-main,” ujar Rettob dengan suara penuh keteguhan pada Selasa (5/8/2025).
“Jika ada ASN yang tidak hadir tanpa alasan jelas, kita akan datangi langsung ke OPD-nya. Ketidakpatuhan bukan pilihan di pemerintahan yang ingin bersih.”
Tes narkoba ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Mimika, dengan arahan langsung dari Bupati agar seluruh tahapan dipersiapkan matang dan profesional. Bukan sekadar pemeriksaan, tetapi juga pesan moral bahwa birokrasi hanya layak dijalankan oleh mereka yang jernih dari dalam.
“Saya minta Dinkes siapkan semua dengan sebaik-baiknya. Integritas itu dimulai dari tubuh yang sehat dan pikiran yang waras. ASN adalah etalase pemerintah, mereka tak boleh tercoreng,” tambahnya, dalam nada lembut yang tetap mengandung ketegasan.
Namun Mimika tak hanya membasmi—ia juga merawat. Di sela program tegas ini, Pemkab Mimika melalui Dinas Kesehatan membuka layanan pemeriksaan kesehatan gratis, khususnya untuk pelajar yang akan menempuh pendidikan lanjutan, sekolah kedinasan, atau tahapan seleksi kerja. Merekalah benih masa depan yang perlu dijaga sebelum tumbuh menjulang.
“Kami ingin generasi muda Mimika sehat jasmani dan rohani, agar siap menghadapi dunia yang kian kompetitif,” ucap Rettob, kali ini dengan nada lebih emosional.
“Layanan kesehatan ini adalah bentuk kasih sayang pemerintah kepada anak-anaknya yang tengah bersiap terbang lebih tinggi.”
Langkah Pemkab Mimika ini bukan hanya tentang mendeteksi pemakai, tetapi juga menciptakan atmosfer birokrasi yang lebih bersih, sehat, dan produktif. Ia mengingatkan bahwa pemerintahan yang kuat tak bisa dibangun di atas fondasi yang retak—apalagi jika retaknya berasal dari dalam diri aparatur itu sendiri.
Bupati Rettob menutup arahannya dengan harapan yang tak sederhana: bahwa Mimika bisa menjadi contoh—di mana keberanian menyaring, keikhlasan merawat, dan keberpihakan pada masa depan bisa berjalan dalam satu tarikan napas.
“Kami tidak hanya membersihkan hari ini. Kami sedang menanam pohon untuk esok yang lebih jernih.”