TTU |LINTASTIMOR.ID)—Di bawah langit biru perbatasan RI–Timor Leste, tawa anak-anak pecah seperti kembang api siang hari. Sorak-sorai, peluh, dan semangat menyatu di lapangan Mako Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat, Desa Eban, Kabupaten Timor Tengah Utara, pada Sabtu (9/8). Perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan RI kali ini tidak hanya mengibarkan merah putih, tetapi juga mengikat hati prajurit TNI dan warga dalam satu irama kebersamaan.
Perlombaan yang diinisiasi Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Yonarhanud 15/DBY ini dipimpin langsung oleh Wadan Satgas, Kapten Arh Yudha Putra Permono. Pesertanya datang dari berbagai sekolah di sekitar Eban—SDN Fatumfaun, SDK Soeam 1 & 2, SMP Gita Surya, hingga SMA Mutis Eban—dengan wajah sumringah dan mata penuh antusiasme.
“Lomba ini bukan sekadar hiburan. Ini adalah cara kami membangun silaturahmi yang lebih hangat dengan masyarakat, memperkuat rasa cinta tanah air, dan menyemarakkan semangat kemerdekaan di ujung timur Indonesia,” ujar Kapten Yudha, sambil tersenyum melihat anak-anak berlari mengejar kemenangan dengan langkah kecil namun penuh tekad.
Sorakan penonton mengalun riuh, bercampur tawa orang tua yang sesekali melambaikan tangan memberi semangat. Di sela keceriaan itu, terselip rasa bangga yang menghangatkan.
Dansatgas Pamtas Yonarhanud 15/DBY, Letkol Arh Reindi Trisetyo Nugroho, memberi apresiasi tinggi pada kreativitas prajuritnya. “Saya sangat bangga dengan kepedulian prajurit di Mako Satgas. Kegiatan seperti ini penting untuk menumbuhkan semangat nasionalisme di masyarakat, apalagi di wilayah perbatasan yang jauh dari pusat pemerintahan. Sinergi TNI dan rakyat harus terus dijaga dalam bingkai NKRI,” tegasnya.
Bagi warga, momen ini lebih dari sekadar lomba. Julukoma, seorang ibu dari Desa Eban, menyebut acara itu sebagai hadiah istimewa. “Kami jarang punya acara seperti ini. Bersama Bapak-Bapak TNI, kami merasa dekat. Kami senang dan bangga bisa ikut merayakan HUT RI meski dari kampung kecil ini,” ucapnya dengan mata berbinar.
Di Eban, kemerdekaan tidak diukur dari kemegahan panggung atau kembang api, melainkan dari tawa tulus yang lahir di tengah lapangan tanah merah. Di sini, TNI hadir bukan hanya sebagai penjaga kedaulatan, tetapi juga sebagai sahabat rakyat—menghibur, membimbing, dan menyatukan hati di garis batas negeri.