Scroll untuk baca artikel
Bupati  mimika
Example 728x250
Kabupaten MimikaNasionalPeristiwaPolkam

Tarian Kamoro Menyambut Pemimpin di Uta

101
×

Tarian Kamoro Menyambut Pemimpin di Uta

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

MIMIKA, [LINTASTIMOR.ID] — Deru perahu perlahan merapat di dermaga Uta. Di tepian laut yang tenang, ratusan warga dan pelajar menari dengan penuh sukacita, menyambut kedatangan Bupati Mimika Johannes Rettob dan Wakil Bupati Emanuel Kemong dengan tarian adat Kamoro yang hangat dan penuh makna.

Pagi itu, Minggu (2/11), Kampung Uta di Distrik Mimika Barat Tengah seakan hidup kembali oleh irama tifa dan nyanyian tradisi. Laut yang berkilau di bawah matahari menjadi saksi perjumpaan antara pemimpin dan rakyatnya—sebuah momen yang tidak hanya formal, tetapi juga sarat kehangatan dan penghormatan budaya.

Example 300x600

Bupati Mimika Johannes Rettob, bersama Wakil Bupati Emanuel Kemong, didampingi Ketua dan Wakil Ketua TP-PKK, Dandim 1710/Mimika, jajaran Forkopimda, dan sejumlah pimpinan OPD, datang bukan sekadar untuk berkunjung, melainkan untuk melihat, mendengar, dan merasakan langsung denyut kehidupan pesisir.

Pemerintah hadir untuk memastikan pelayanan publik berjalan baik sampai ke kampung-kampung. Program air bersih ini adalah salah satu bentuk komitmen kami untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah pesisir,” ujar Bupati Rettob, dengan suara yang tegas namun penuh kehangatan.

Kunjungan ke Uta kali ini juga menandai peresmian layanan air bersih yang selama ini dinanti oleh masyarakat. Di tengah hamparan hijau dan udara asin laut, air bersih menjadi simbol kehidupan baru—sebuah anugerah yang lahir dari perhatian pemerintah untuk rakyatnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Emanuel Kemong tampak tersenyum saat menyalami warga yang berbaris menyambut.

Terima kasih atas sambutan yang luar biasa ini. Setelah misa nanti, kita akan berdialog lebih jauh mengenai hal-hal penting untuk kemajuan kampung ini,” ujarnya singkat namun berkesan.

Sebelum pertemuan resmi, Bupati dan Wakil Bupati terlebih dahulu mengikuti Perayaan Ekaristi di Gereja Katolik Santo Yosef Uta. Di ruang doa sederhana yang dikelilingi pohon kelapa, mereka berbaur bersama umat, seakan menegaskan bahwa kepemimpinan sejati selalu berakar pada iman dan kebersamaan.

Kampung Uta sendiri merupakan salah satu mutiara pesisir Mimika Tengah. Terletak di antara Kokonao dan Wakia, kampung ini hanya dapat dijangkau dengan perahu motor melalui laut dan sungai, menempuh waktu dua hingga tiga jam perjalanan dari Timika. Mayoritas penduduknya adalah suku Kamoro, penjaga tradisi ukir kayu, penabuh tifa, dan penutur kisah laut yang abadi.

Kini, di bawah cahaya siang yang lembut, Uta tak sekadar menyambut pemimpin. Ia menyambut harapan baru—bahwa pembangunan tidak hanya berhenti di kota, tapi juga hidup di hati masyarakat pesisir yang sederhana namun penuh cinta akan tanahnya.

Tagline:
Lintastimor.id — Suara dari Perbatasan, Promosi Budaya untuk Dunia.

Example 300250