Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
Kabupaten MimikaNasionalPolkam

Tabligh Akbar Mimika: Menanam Akhlak, Menyongsong Gerbang Emas Peradaban

36
×

Tabligh Akbar Mimika: Menanam Akhlak, Menyongsong Gerbang Emas Peradaban

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

 

TIMIKA, [LINTASTIMOR.ID]
Di tengah gegap gempita peringatan Hari Kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia, Mimika memilih cara yang berbeda untuk merayakannya: mengajak hati dan akal kembali merenung, melalui Tabligh Akbar yang sarat makna. Digelar di Gedung Eme Neme Yauware, Kamis (7/8/2025), acara ini mengangkat tema: “ASN BerAKHLAK, Masyarakat Berkarakter.” Sebuah tema yang bukan sekadar slogan, melainkan panggilan jiwa untuk membangun negeri dengan pondasi moral dan nurani.

Example 300x600

“Gerbang emas tidak dibangun dengan batu, melainkan dengan karakter manusia yang kuat dan hati yang jernih,” demikian petikan sambutan Bupati Mimika yang dibacakan oleh Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Drs. Ananias Faot.
Ia menegaskan bahwa visi besar Mimika bukan hanya soal infrastruktur dan kemajuan fisik, tetapi tentang bagaimana mencetak manusia unggul secara intelektual dan spiritual—manusia yang tak hanya bekerja, tapi juga berkarya dalam kejujuran dan cinta tanah air.

Puncak acara diisi oleh motivator nasional dan Trainer ESQ Leadership Center, Rinaldi Agusyana, yang membawakan ceramah penuh energi dan inspirasi. Dengan gaya bicara yang lembut namun menggelegar, ia memaparkan nilai-nilai AKHLAK—Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif—sebagai dasar pijakan moral bagi setiap aparatur negara dan warga bangsa.

“Menjadi merdeka bukan hanya soal lepas dari penjajahan asing, tapi juga dari penjajahan batin: dari korupsi, dari malas, dari ketidakjujuran. Maka mari kita rebut kembali kemerdekaan yang sesungguhnya—dengan membenahi diri,” ucap Agusyana, disambut anggukan penuh haru dari para hadirin.

Dalam suasana khidmat, ia mengajak para ASN dan masyarakat Mimika untuk menjadi agen perubahan—bukan dengan teriakan, tapi dengan keteladanan. Karena bangsa yang besar bukan hanya dilihat dari tinggi gedungnya, tapi dari dalamnya nilai yang hidup di dada warganya.

Acara ditutup dengan doa yang menyatukan harapan: agar nilai-nilai luhur yang telah ditanam hari itu tumbuh subur dalam tindakan, bukan sekadar terukir di spanduk. Tabligh Akbar ini bukanlah sekadar seremoni tahunan, tapi gema dari sebuah niat: membentuk masyarakat Mimika yang bukan hanya cerdas, tapi juga berakhlak.

Sebuah langkah kecil menuju gerbang emas peradaban yang sedang dibangun dengan sabar dan cinta.

 

Example 300250