Scroll untuk baca artikel
Dirgahayu Indonesia 80
Example 728x250
Gaya HidupHiburanPeristiwa

Suara Piche Kota adalah Suara Tuhan

544
×

Suara Piche Kota adalah Suara Tuhan

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

ENDE | LINTASTIMOR.ID) Suara Dari Perbatasan Untuk Perdamaian Dunia-

Tidak semua penyanyi lahir dengan karunia suara yang murni. Sebagian besar harus dibentuk, dilatih, bahkan dimodifikasi oleh teknologi.

Namun, berbeda halnya dengan Petrus Kota, atau yang dikenal luas dengan nama panggung Piche Kota. Suaranya tidak dibuat-buat. Ia bukan hasil sulap studio. Ia lahir dari ketulusan hati dan getaran jiwa seorang anak Nusa Tenggara Timur yang selalu dekat dengan alam dan Tuhan.

Example 300x600

Banyak orang yang pernah mendengar langsung suaranya berkata, “Ini suara asli, ini suara dari Tuhan.” Getarannya alami, penuh warna, tanpa polesan berlebihan. Setiap nada yang keluar membawa makna, menyentuh hati, dan memberi rasa damai.

Inilah yang membuatnya berbeda: suara Piche tidak hanya menghibur, tetapi juga menggetarkan batin.

Hari ini, Sabtu (27/9/2025) ketika Piche Kota berkunjung ke Kota Ende, suasananya benar-benar berbeda. Kehadirannya menjadi momen luar biasa, bahkan lebih ramai dan lebih meriah dibandingkan penyambutan tokoh publik atau pejabat negara. Jalanan penuh dengan anak-anak muda, orang tua, bahkan para sesepuh yang ingin menyaksikan langsung artis muda asal Atambua ini.

Mereka datang bukan karena hura-hura semata, melainkan karena ada cinta dan kebanggaan pada seorang anak daerah yang mengangkat nama NTT melalui musik.

“Baru kali ini saya lihat artis disambut seperti pejabat negara. Tapi bedanya, orang menyambut Piche Kota dengan senyum, tepuk tangan, dan rasa haru,” tutur Yosefina, seorang ibu rumah tangga yang datang dari Wolowaru bersama anaknya.

Piche Kota disambut dengan cara yang istimewa. Ada senyum tulus, ada air mata haru, ada tangan-tangan yang melambai penuh rasa bangga. Seolah seluruh Kota Pancasila, julukan bagi Ende, bersepakat untuk berkata: “Kami menerima engkau bukan sekadar artis, tetapi anak sendiri, putra bangsa.”

Acara  puncak yang digelar  Minggu (28/9/2025) di Lapangan Brimob Kota Ende  ini pun bukan acara biasa. Ia menjadi pesta  Hari SMKN 1 Ende yang ke-60  penuh warna, dan penuh makna. Orang datang dari berbagai pelosok hanya untuk mendengar suara emas itu bergema. Dan ketika Piche mulai bernyanyi, suasana berubah menjadi hening, lalu riuh, lalu kembali hening—karena orang-orang larut dalam pesan dan doa yang mengalir lewat lantunan suaranya.

“Suaranya itu beda. Kalau orang lain nyanyi, kita dengar nada. Kalau Piche nyanyi, kita dengar hati,” ucap Anton, mahasiswa asal Ende, dengan mata berkaca-kaca.

Inilah mengapa banyak orang menilai bahwa suara Piche Kota adalah suara Tuhan. Suara yang bukan hanya indah, tetapi juga sopan, berwibawa, dan menenangkan hati. Suara yang tidak memaksa orang untuk suka, tetapi membuat siapa pun yang mendengarnya tak kuasa untuk tidak jatuh hati.

Seorang pejabat bisa disambut dengan upacara resmi, seorang tokoh bisa disambut dengan karpet merah, tetapi kehadiran Piche Kota disambut dengan cinta rakyat. Itu jauh lebih berharga, lebih mulia, dan lebih murni.

Dan besok  di Kota Ende, sekali lagi terbukti: suara itu bukan sekadar milik Piche, melainkan milik semua orang yang mendengar. Suara itu adalah titipan Tuhan untuk membangkitkan semangat, menyatukan hati, dan mengingatkan kita bahwa musik sejati lahir dari ketulusan jiwa.


 

Example 300250