Scroll untuk baca artikel
Dirgahayu Indonesia 80
Example 728x250
BeritaNasionalPolkam

Seruan Damai Aliansi Cipayung Plus, BEM, OKP & Masyarakat NTT: Mendesak Presiden Bertanggung Jawab Terhadap Situasi Negeri

19
×

Seruan Damai Aliansi Cipayung Plus, BEM, OKP & Masyarakat NTT: Mendesak Presiden Bertanggung Jawab Terhadap Situasi Negeri

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

 

KUPANG | LINTASTIMOR.ID) – Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur hari ini menjadi saksi langkah serentak ribuan anak bangsa yang tergabung dalam Aliansi Cipayung Plus, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), organisasi kepemudaan (OKP), dan masyarakat NTT. Dengan hati yang berapi, namun suara yang tetap berlandaskan damai, mereka menyerukan tanggung jawab Presiden atas situasi negeri yang kian bergejolak.

Example 300x600

Titik kumpul dimulai dari GOR, lalu beriring menuju Gedung DPRD NTT dan Markas Polda NTT. Jalanan Kota Kupang pun berubah menjadi lorong aspirasi. Spanduk terbentang, orasi bergema, dan doa dipanjatkan—sebuah paduan antara keresahan dan harapan.

“Kami turun bukan untuk gaduh, melainkan untuk mengingatkan. Negeri ini tidak boleh kehilangan arah. Presiden harus hadir dengan tanggung jawab penuh bagi rakyatnya,” tegas salah satu orator dari atas mobil komando, suaranya menggema di antara teriknya matahari Kupang, Senin (01/09/2025).

Di sepanjang jalan, wajah-wajah muda membawa simbol semangat perubahan. Bendera kampus, panji organisasi, dan poster-poster tuntutan melambai bersama angin pagi.

Namun yang paling terasa adalah tekad menjaga aksi tetap damai. Polisi dan aparat keamanan tampak mengawal dengan penuh kewaspadaan, sementara para mahasiswa dan pemuda menjawabnya dengan disiplin dan tertib.

Seorang tokoh muda NTT dalam barisan aksi menambahkan, “Kami berdiri di sini bukan sekadar menyampaikan aspirasi, tetapi juga doa. Semoga bangsa ini kembali pada jalan yang benar, agar rakyat kecil tidak lagi menanggung beban di luar batas.”

Suasana kian khidmat ketika massa berhenti sejenak di depan gedung DPRD NTT. Doa lintas iman dipanjatkan, mengikat semua suara menjadi satu: suara keadilan, suara rakyat, suara damai.

Aksi ini diharapkan menjadi pesan moral dari bumi Flobamorata untuk Indonesia—bahwa perjuangan tidak selalu harus keras dan bising, tetapi bisa juga seindah puisi: menggetarkan hati, menyentuh nurani, dan menggugah pemimpin agar kembali mendengar suara rakyatnya.

Sebagaimana firman Tuhan mengingatkan dalam Mikha 6:8:
“Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?”


 

Example 300250