Leadership Course Perindo 2025 dan Spirit Transformasi Kader Muda
JAKARTA |LINTASTIMOR.ID|-Kota Jakarta menjadi titik awal perjalanan baru sepuluh kader terpilih. Dari ratusan nama yang dikirim DPW Perindo se-Indonesia, hanya sepuluh yang lolos setelah wawancara. “Kami memilih mereka yang bukan hanya cakap, tetapi siap tumbuh dan mengubah,” ujar Maria Jeanne Salem, pengurus DPW NTT dengan nada yang seperti menandai sebuah babak penting.
Kader dari Timur hingga Barat: Benang Merah Transformasi
DPW Perindo Nusa Tenggara Timur mengirim dua sosok:
Maria Jeanne Salem, Penasehat Partai Perindo NTT, dan
Aser Paska Rihi Tugu, Wakil Ketua III DPW Perindo NTT—dua nama yang selama ini dikenal bekerja senyap namun berdampak.
Dari wilayah lain hadir pula:
- Iskandar – Sumatera Utara
- Saiful Anwar – Bengkulu
- Regina – Palu
- Adriana Sainafat – Ambon
- Sukirman – Palu
- Selfi Pondaag – Manado
- John Dematouw – Papua
- Alif Satriya Kahar – Makassar
Mereka datang dari daerah yang jauh berbeda, namun menyimpan satu garis tipis yang mengikat: hasrat untuk bertumbuh bersama partai yang mereka pilih.
Perindo: Sebuah Cerita tentang Tekad
Partai Perindo tidak lahir dari kebetulan. Ia lahir dari sebuah kesadaran—bahwa perubahan mesti diperjuangkan, bukan ditunggu.
Sejak 8 Oktober 2014, ketika Perindo resmi bertransformasi dari organisasi kemasyarakatan menjadi partai politik, semangatnya tetap sama:
Indonesia yang sejahtera dan berkeadilan untuk semua.
Di dalamnya, terdapat agenda yang tak pernah padam: pendidikan yang layak, layanan kesehatan yang manusiawi, kecukupan gizi untuk anak-anak bangsa, dan kesempatan kerja yang lebih luas. Visi ini bukan slogan kosong; ia adalah kompas yang memandu arah langkah para kader.
01–13 Desember: Minggu-Minggu untuk Bertumbuh
Leadership Course Perindo 2025 yang berlangsung 1–13 Desember bukan sekadar pelatihan. Ia adalah ruang perjumpaan: antara gagasan dan pengalaman, antara teori dan medan politik yang sesungguhnya.
Pada hari pertama, Sekjen Partai Perindo,
Dr. H. Ferry Kurnia Riskiyansyah, M.Si.,
menyematkan ID card dan jaket Perindo kepada para peserta. Gerak sederhana itu seakan menjadi penegasan: “Kalian bukan hanya hadir. Kalian terpilih.”
Belajar dari Ruang-Ruang yang Menggerakkan Negeri
Selama kegiatan, para peserta diajak menyusuri ruang-ruang strategis yang menjadi denyut politik dan kebudayaan Indonesia:
- Kunjungan ke DPRD DKI Jakarta, tempat kebijakan daerah diperdebatkan dan ditetapkan.
- MNCTV, ruang di mana narasi publik dibentuk dan diperdebatkan.
- Gelora Bung Karno, simbol persatuan, energi, dan daya tahan bangsa.
- DDL, ruang pelatihan internal Perindo yang menajamkan visi organisasi.
Di setiap tempat itu, para peserta seperti bercermin pada realitas: politik bukan hanya soal kekuasaan, tetapi tentang keberanian untuk mendengar dan kesediaan untuk berubah.
Refleksi: Mewariskan Transformasi
Kegiatan ini adalah komitmen DPP Perindo untuk menyiapkan kader-kader yang bukan sekadar menghafal visi partai, tetapi menghidupkannya.
“Kami berharap mereka pulang membawa semangat transformasi,” kata seorang instruktur.
Kalimat itu sederhana, namun menyiratkan tugas besar: mentransformasikan diri, lalu mentransformasikan wilayah masing-masing.
Di akhir perjalanan nanti, sepuluh nama ini bukan hanya menjadi peserta pelatihan. Mereka adalah cermin kecil masa depan Perindo—masa depan di mana perubahan tidak sekadar dijanjikan, tetapi diupayakan, langkah demi langkah, dari Sabang sampai Merauke.
















