Scroll untuk baca artikel
Bupati  mimika
Example 728x250
BeritaKabupaten MimikaNasional

Senyum Bunda PAUD, Sinyal Penuh untuk Masa Depan Anak Indonesia

215
×

Senyum Bunda PAUD, Sinyal Penuh untuk Masa Depan Anak Indonesia

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Laporan Khusus –  Lintastimor.id

JAKARTA | LINTASTIMOR.ID)-Di sebuah ruang megah di jantung Jakarta, ratusan perempuan mengenakan kebaya dan batik dengan selendang berwarna lembut. Mereka bukan sekadar tamu undangan, melainkan pelaku sejarah kecil yang menenun masa depan bangsa dari ruang-ruang belajar anak usia dini.

Example 300x600

Di antara mereka, hadir Bunda PAUD Kabupaten Mimika, Ny. Suzy Herawaty Rettob, membawa senyum yang hangat dan langkah yang mantap—sebuah simbol dedikasi dari ujung timur Indonesia untuk pendidikan anak negeri.

Kalau pendidikan anak usia dini itu ibarat mobil besar yang ingin melaju ke masa depan, maka Bunda PAUD adalah bensinnya. Tanpa bensin, mobil sebagus apa pun tidak akan jalan.
Gogot Suharwoto, Ph.D, Dirjen PAUD Dikdasmen

Acara puncak Apresiasi Bunda PAUD Tingkat Nasional 2025 yang digelar Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah di The Sultan Hotel & Residence Jakarta (12–13 November 2025) bukan sekadar seremoni tahunan. Ia adalah ruang kontemplasi—tempat para Bunda PAUD dari seluruh penjuru negeri saling bertemu, saling mengenal, dan saling meneguhkan panggilan mereka: mendidik dengan hati.

Dengan tema “Batik dan Kebaya Nasional dengan Selendang Bunda PAUD,” acara ini seolah menjadi jendela budaya. Di balik keanggunan kain dan warna, tersimpan makna yang lebih dalam—bahwa perempuan Indonesia, dari Mimika hingga Sabang, adalah penenun karakter generasi emas.

Bunda PAUD itu seperti Wi-Fi—nggak selalu kelihatan, tapi semua bisa nyambung kalau beliau ada. Begitu sinyalnya hilang, semua panik. Anak-anak, guru, bahkan camat pun bingung. Jadi kalau Bunda PAUD tersenyum, sinyal semangat langsung penuh bar.
Gogot Suharwoto, Ph.D

Analogi yang ringan itu disambut tawa, tapi juga mengetuk kesadaran. Betapa besar peran perempuan yang kerap bekerja tanpa sorotan, menghidupkan semangat belajar di pelosok-pelosok negeri.

Dari data yang dipaparkan Ditjen PAUD Dikdasmen, Indonesia masih menghadapi “pekerjaan rumah” besar. Dari 17,7 juta anak usia 3–6 tahun, baru 47% yang menikmati pendidikan anak usia dini. Sisanya, sekitar 9,4 juta anak, masih menunggu sentuhan kasih dan ruang belajar yang layak.

Namun di balik angka yang kaku, ada wajah-wajah riang, ada Bunda PAUD di kampung, di pulau, di pesisir, yang setiap pagi memulai hari dengan senyum dan lagu. Mereka bukan statistik—mereka denyut kehidupan pendidikan Indonesia.

Ny. Suzy Herawaty Rettob tahu benar, menjadi Bunda PAUD di Mimika berarti berjalan di antara tantangan geografis dan sosial. Tetapi di balik itu, ada kebanggaan. Ia datang ke Jakarta bukan hanya untuk menerima apresiasi, tapi untuk membawa pesan dari timur: bahwa pendidikan anak usia dini bukan pilihan, melainkan keharusan.

“Anak-anak kita di timur juga berhak bermimpi dengan warna yang sama,” ucapnya pelan kepada kami, di sela kegiatan. Ucapan sederhana itu terdengar seperti mantra pendidikan yang menembus sekat jarak dan waktu.

Di penghujung acara, ketika Bunda PAUD Nasional Selvi Ananda, istri Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, menyapa satu per satu peserta, ruangan itu terasa seperti taman bunga yang merekah dalam satu musim: beragam, indah, dan berdaya.

Acara pun ditutup dengan pesan reflektif dari Dirjen Gogot: pendidikan anak usia dini adalah pondasi dari seluruh bangunan peradaban. Jika pondasi itu kokoh, maka masa depan bangsa tak akan mudah roboh.

Dan di antara sorot kamera, tepuk tangan, dan gemerlap lampu panggung, ada sesuatu yang tak terlihat tapi terasa: senyum para Bunda PAUD.
Senyum itu—seperti kata Gogot—adalah sinyal penuh, koneksi batin yang membuat seluruh sistem pendidikan Indonesia tetap hidup.

Bukan hanya di hotel mewah Jakarta, tapi sampai di ruang-ruang kecil tempat anak-anak belajar menyebut “ibu” dan “cinta.”

Karena sesungguhnya, masa depan Indonesia dimulai dari pangkuan seorang Bunda.

Example 300250