Scroll untuk baca artikel
Dirgahayu Indonesia 80
Example 728x250
Kabupaten MimikaNasional

Sekolah Rakyat di Mimika: Jalan Baru Anak-anak Papua

67
×

Sekolah Rakyat di Mimika: Jalan Baru Anak-anak Papua

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

 

MIMIKA |LINTASTIMOR.ID]– Di sebuah rumah susun sederhana di kawasan Iwaka, suara palu dan mesin bor kini terdengar setiap hari. Bukan untuk membangun gedung mewah, melainkan untuk menata ruang kelas sementara—tempat lahirnya sebuah harapan baru.

Example 300x600

Mulai Oktober 2025, rumah susun itu akan bertransformasi menjadi Sekolah Rakyat, program Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) yang digagas untuk anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Mimika terpilih sebagai salah satu daerah awal penerapan program ini, sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2025 tentang percepatan pengentasan kemiskinan.

“Renovasi sudah berjalan dua minggu, akhir Agustus selesai. Sekolah ini menampung 100 siswa, 50 SMP dan 50 SMA, semua dari keluarga miskin di Mimika,” kata Kepala Balai Besar Regional VI Kemensos RI, John H. Mampioper, dengan mata berbinar.

Seleksi siswa dilakukan ketat berbasis data Badan Pusat Statistik (BPS). Hanya anak-anak Mimika yang benar-benar masuk kategori miskin yang berhak duduk di bangku sekolah rakyat. “Kami ingin memastikan, kesempatan ini tepat sasaran,” tegas John.

Bupati Mimika, Johannes Rettob, menyambut program ini dengan penuh semangat. Baginya, sekolah rakyat adalah lebih dari sekadar ruang belajar; ia adalah pintu menuju masa depan yang lebih adil.

“Untuk sementara, kita gunakan rusun ini. Namun ke depan, pemerintah akan membangun sekolah rakyat permanen di atas lahan 10 hektare, lengkap mulai SD, SMP, SMA hingga universitas,” ujar Rettob dengan suara mantap.

Pemerintah daerah kini menyiapkan lahan representatif. Beberapa titik sudah ditinjau bersama pihak Kemensos, termasuk sekitar Mimika Sport Center. Dukungan masyarakat pun mengalir, meneguhkan tekad bahwa sekolah ini bukan hanya milik pemerintah, melainkan milik rakyat Mimika.

“Yang terpenting masyarakat sekitar mendukung. Kami bersama Kementerian PUPR sedang ukur lahan agar segera dibangun sekolah permanen,” tambah Rettob.

Di balik deretan rencana teknis itu, ada denyut asa yang tak bisa disembunyikan. Anak-anak yang sebelumnya terancam putus sekolah kini melihat jalan baru. Mereka, yang sering kali harus memilih antara bekerja membantu keluarga atau melanjutkan pendidikan, sebentar lagi akan memiliki tempat belajar yang layak.

Sekolah rakyat di Mimika bukan sekadar gedung, melainkan simbol keadilan sosial: bahwa di tanah kaya sumber daya ini, anak-anak dari keluarga miskin juga berhak bermimpi tinggi.

Oktober nanti, ketika bel pertama berbunyi di rusun Iwaka, itu bukan hanya tanda dimulainya proses belajar mengajar. Itu adalah tanda dimulainya babak baru—bahwa harapan bisa tumbuh dari kesederhanaan, dan masa depan bisa dibangun dari ruang kelas rakyat.


 

Example 300250