JAKARTA |LINTASTIMOR.ID)— Pagi itu, langit di atas Apron Baseops Lanud Halim Perdanakusuma dipenuhi aroma keberangkatan yang berbeda. Bukan sekadar suara deru mesin pesawat C-130J Super Hercules yang membelah udara, tetapi denyut kemanusiaan yang mengalir dari setiap sayapnya. Dua burung besi kebanggaan Skadron Udara 31 itu bersiap membawa bukan hanya logistik, tapi juga harapan — menuju Gaza yang masih bergulat antara luka dan doa.
Di hadapan awak pesawat dan barisan prajurit yang tegak penuh wibawa, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, S.E., M.Si., melepas keberangkatan ini dengan pesan yang tak sekadar perintah militer, melainkan amanat hati bangsa. “Misi ini adalah perintah langsung Presiden Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto. Sebuah wujud peran aktif Indonesia, agar semangat kemerdekaan tidak hanya terpatri di tanah air, tetapi juga menyentuh jiwa-jiwa yang jauh di sana, yang tengah berjuang untuk hidup damai dan merdeka,” ucapnya dengan suara tegas namun sarat empati.
Misi ini terasa semakin berlapis makna karena bertepatan dengan peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI.
“Momentum ini mengingatkan kita bahwa kemerdekaan bukan hanya tentang menjaga batas negeri, tetapi juga tentang mengulurkan tangan kepada bangsa lain yang sedang berjuang. Itulah esensi kemerdekaan yang sesungguhnya,” kata Panglima TNI.
Dengan tatapan yang menembus ke cakrawala, ia menambahkan, “Laksanakan tugas dengan profesional, jaga disiplin, etika militer, dan nama baik TNI di mata dunia. Pastikan setiap logistik yang kita bawa tepat sasaran, menjadi manfaat, menjadi penghibur, dan menjadi penguat bagi rakyat Palestina di Gaza.”
Satgas Garuda Merah Putih-II akan menempuh misi kemanusiaan ini selama 12 hari, mulai 13 hingga 23 Agustus 2025. Dua pesawat C-130J Super Hercules yang terlibat — A-1344 dan A-1339 — akan menembus langit dengan rute yang berbeda: A-1344 menuju Al Arish Air Base, Mesir, dan A-1339 menuju King Abdullah II Air Base, Amman, Yordania. Di dalam perutnya, tersimpan 80 ton bantuan: makanan, obat-obatan, kebutuhan harian, hingga 600 Payung Udara Orang (PUO) yang kelak akan mengantar bantuan menembus wilayah blokade.
Penerbangan dibagi menjadi dua kloter, masing-masing beranggotakan 33 personel. Kloter pertama menuju Yordania dipimpin Dansatgas Kolonel Pnb Puguh Yulianto, sedangkan kloter kedua menuju Mesir dipimpin Letkol Pnb Alfonsus F.A.D. Mereka bukan hanya pilot dan prajurit, melainkan utusan kemanusiaan yang membawa salam dari Indonesia untuk Palestina.
Sebelum sayap-sayap itu mengoyak udara, Panglima TNI mengapresiasi seluruh pihak yang telah terlibat — Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri, Baznas, perwakilan diplomatik Yordania, awak media nasional yang ikut serta, serta seluruh unsur TNI. Di bawah langit biru Halim, ucapan terima kasih itu mengalun bersama deru baling-baling, seolah menjadi doa yang membungkus perjalanan panjang ini.
Dan ketika akhirnya roda-roda raksasa itu meninggalkan landasan, semua yang hadir tahu: yang terbang bukan hanya pesawat dan muatan.