Scroll untuk baca artikel
Bupati  mimika
Example 728x250
Gaya HidupInternasional

Rita Uru Hida: Dari Tanarara  NTT ke Negeri Singa, Menjadi Duta Cegah Kejahatan

132
×

Rita Uru Hida: Dari Tanarara  NTT ke Negeri Singa, Menjadi Duta Cegah Kejahatan

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

SINGAPURA |LINTASTIMOR ID)— Di balik gemerlap negeri Singa, terselip kisah seorang perempuan Sumba Timur yang menapaki jejak langkahnya dengan cahaya keberanian. Namanya Rita Uru Hida, pekerja migran asal Desa Tanarara, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, yang kini menjadi salah satu dari segelintir perempuan Indonesia terpilih mengikuti program Duta Pencegah Kejahatan yang digagas oleh Kepolisian Singapura (Singapore Police Force).

Dari ribuan pekerja migran, hanya dua puluh orang yang diberi kepercayaan. “Kami hanya dua puluh orang dari sembilan ribu lebih TKW asal Indonesia yang mendapatkan peluang mengikuti pelatihan ini. Rasanya seperti mimpi yang datang di tengah lelah kerja, tapi nyata adanya,” tutur Rita sambil tersenyum hangat kepada LintasTimor.id di Singapura, Minggu (29/10/2025).

Example 300x600

Kegiatan yang dihelat pada 7 Mei 2023 lalu itu berlangsung di Sekolah Indonesia Singapura (SIS) di kawasan Siglap, dan dipandu langsung oleh seorang polisi wanita Singapura, Irene Yong. Pelatihan berlangsung hanya satu hari—sebuah hari Minggu yang berharga—saat para pekerja migran mendapatkan libur dari rutinitas mereka.

Meski singkat, momen itu membekas dalam ingatan Rita. “Ternyata, kita harus melangkah jauh untuk mendapatkan pengalaman yang membuka mata. Di negeri orang, saya belajar bahwa menjadi duta bukan soal gelar, tapi tentang kepedulian, tentang bagaimana kita menjaga diri dan sesama dari bahaya,” ungkapnya dengan nada penuh makna.

Pelatihan itu mengajarkan cara mendeteksi potensi kejahatan di lingkungan kerja dan tempat tinggal, mengenali ancaman penipuan digital, hingga membangun kesadaran hukum di kalangan pekerja migran. Para peserta dilatih untuk menjadi “mata dan telinga” komunitas Indonesia di Singapura—sebuah jaringan solidaritas kecil yang berperan besar dalam mencegah tindak kriminal dan melindungi sesama.

Bagi Rita, pengalaman itu bukan sekadar pelatihan, melainkan panggilan hati. Ia sadar bahwa banyak tenaga kerja perempuan sering kali menjadi korban karena ketidaktahuan. “Kalau kita diam, kita terus jadi sasaran. Tapi kalau kita tahu caranya melindungi diri, kita bisa berdiri tegak dengan kepala terangkat,” ujarnya tegas, menatap ke arah jendela tempat cahaya matahari siang menembus kaca.

Perjalanan Rita Uru Hida dari Tanarara hingga Singapura bukanlah kisah mudah. Ia pernah menapaki tanah berbatu dengan kaki telanjang, menyeberangi musim kemarau dan hujan demi cita-cita sederhana: mengubah nasib. Kini, langkahnya bukan lagi sekadar mencari nafkah, melainkan menebar manfaat dan pengetahuan.

Saya ingin setiap TKW tahu bahwa kita bukan hanya pekerja, tapi juga pelindung satu sama lain. Karena di tanah jauh ini, kita bukan siapa-siapa jika tak saling menjaga,” katanya lirih, namun suaranya memantul kuat di hati siapa pun yang mendengar.

Di ujung percakapan, Rita tersenyum. “Kalau dulu saya hanya berpikir untuk bertahan hidup, sekarang saya ingin hidup dengan arti,” ujarnya pelan. Dan di balik senyum itu, tampak jelas: cahaya kecil dari Tanarara kini bersinar di Singapura — membawa pesan keberanian, kepedulian, dan cinta untuk sesama.

LintasTimor.id — Menyuarakan Kebenaran dari Perbatasan hingga Dunia

Example 300250