Scroll untuk baca artikel
Bupati  mimika
Example 728x250
Gaya HidupNasionalPeristiwa

Rita Uru Hida: Dari Langit Sumba Menuju Mimbar Wisuda UT

147
×

Rita Uru Hida: Dari Langit Sumba Menuju Mimbar Wisuda UT

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Kisah perjalanan kuliah yang sederhana, namun menggetarkan hati para perindu mimpi

JAKARTA |LINTASTIMOR.ID) — Malam itu, sebuah pesan singkat masuk di layar ponselnya.
“Selamat malam, saya Nabila, panitia wisuda UT. Saya ingin mengonfirmasi bahwa kakak menjadi salah satu kandidat untuk memberikan kisah perjalanan kuliah ketika acara haru biru.”

Pesan itu sederhana, namun getarannya melampaui sekadar notifikasi. Bagi Rita Uru Hida, gadis asal Sumba Timur yang baru sehari tiba di Jakarta usai penerbangan dari Singapura, kalimat itu terasa seperti panggilan hati—sebuah kesempatan untuk berbagi jejak langkah, tentang perjuangan, doa, dan harapan yang tak pernah lelah menembus waktu.

Example 300x600

“Saya sempat terdiam beberapa detik,” tutur Rita dengan senyum lembutnya.
“Bukan karena ragu, tapi karena saya sadar… perjalanan saya di UT bukan sekadar kuliah, tapi sebuah perjalanan jiwa. Kalau cerita ini bisa menguatkan orang lain, saya ingin sekali membaginya.”

Rita menatap langit Jakarta yang mulai memudar oleh cahaya lampu kota. Di pikirannya, satu per satu kenangan datang: pagi-pagi buta menyiapkan tugas daring, malam-malam panjang menatap layar sambil menahan kantuk, hingga rasa haru saat akhirnya nama lengkapnya tercetak di daftar wisudawan Fakultas Hukum Universitas Terbuka 2025.

Baginya, menjadi kandidat pembicara bukan soal kehormatan pribadi, tapi tentang bagaimana perjuangan dari tanah Sumba bisa berdiri sejajar di mimbar nasional.
Ia ingin, di hadapan ratusan wisudawan nanti, suaranya membawa pesan bahwa belajar tidak mengenal batas pulau, usia, maupun keadaan.

“Kalau nanti saya benar-benar diminta berbicara,” ucapnya pelan,
“saya hanya ingin mengatakan satu hal: bahwa kuliah bukan tentang cepat atau lambat, tapi tentang setia berjalan meski kadang sendirian.”

Malam itu, Rita menutup pesannya dengan kalimat pendek: “Terima kasih Tuhan, Engkau ajak aku menulis bab baru, bukan di kertas—tapi di hati banyak orang.”

Dan di balik ketenangan wajahnya, tersimpan getar yang tak semua orang tahu: getar seorang gadis Sumba yang kini bersiap, bukan hanya untuk diwisuda, tapi juga untuk menginspirasi dunia dari panggung sederhana Universitas Terbuka.

Tagline:
Lintastimor.id– Menyuarakan Kebenaran dari Perbatasan untuk Dunia.

 

Example 300250