TIMIKA, [LINTASTIMOR.ID]
Di balik geliat pembangunan dan geliat ekonomi Mimika yang terus bergerak, ada satu tantangan yang masih membayangi: realisasi pajak dan retribusi yang belum mencapai titik ideal. Hingga Juli 2025, Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Mimika mencatatkan capaian Rp13 miliar dari target tahunan sebesar Rp20 miliar. Angka yang menunjukkan progres, namun belum cukup menjawab harapan.
“Target kita Rp20 miliar, dan saat ini baru mencapai Rp13 miliar. Ada peningkatan, ya, tapi kita masih perlu lompatan besar agar benar-benar bisa menyentuh garis akhir,” tutur Kepala Bapenda Mimika, Drs. Dwi Cholifah, dengan nada optimistis, Kamis (7/8/2025).
Menurutnya, salah satu penghambat utama adalah rendahnya kesadaran para wajib pajak dalam menunaikan kewajibannya. Edukasi dan sosialisasi telah digencarkan, tetapi masih banyak pelaku usaha yang belum sepenuhnya patuh.
“Kami akan terus mengetuk pintu kesadaran, khususnya pada sektor-sektor yang menjadi tumpuan, seperti perhotelan, rumah makan, dan hiburan malam,” ujarnya lembut, seraya menegaskan bahwa perpajakan bukan sekadar kewajiban fiskal, tetapi juga wujud cinta pada tanah kelahiran.
Bapenda Mimika pun tak tinggal diam. Evaluasi dan optimalisasi sistem pemungutan pajak terus dilakukan—dari penguatan pengawasan, perbaikan administrasi, hingga peningkatan layanan yang ramah dan transparan kepada wajib pajak.
Perihal tarif, Dwi Cholifah juga menyinggung adanya ketimpangan antara regulasi nasional dan lokal. Pajak hiburan malam, misalnya, ditetapkan 40 persen secara nasional, namun Mimika hanya mematok 20 persen, merujuk pada Peraturan Bupati.
“Ini strategi keberpihakan kita terhadap iklim investasi dan ekonomi kreatif lokal. Tapi tentu saja, kita tetap butuh formula baru agar sektor ini tetap bisa berkontribusi optimal bagi PAD,” katanya.
Sebagai contoh sinergi, ia menyebut insentif pajak untuk bioskop XXI di Mimika. Pemerintah memberikan pengurangan pajak hingga 50 persen selama tiga tahun pertama. “Mereka bukan sekadar investor, mereka adalah mitra pembangunan. Dan pembangunan itu butuh kepercayaan yang ditumbuhkan lewat kebijakan yang saling menguatkan,” ucapnya.
Ke depan, Bapenda Mimika akan menajamkan arah dengan empat strategi utama: memperluas edukasi perpajakan, menguatkan sistem dan pengawasan, memperbaiki tata kelola, serta merawat komunikasi aktif dengan para pelaku usaha.
“Pendapatan daerah bukan semata angka, ia adalah denyut yang menjaga napas pembangunan. Maka kita akan terus bekerja, mengajak, dan meyakinkan, agar Mimika tak hanya membangun fisik, tapi juga kesadaran kolektif untuk tumbuh bersama,” pungkas Dwi Cholifah.