MIMIKA,[LINTASTIMOR.ID] – Fajar baru saja merekah di ufuk pesisir selatan Mimika ketika Bupati Johannes Rettob kembali menginjak tanah kelahirannya di Kampung Ipaya, Distrik Amar, Senin (3/11). Didampingi Wakil Bupati Emanuel Kemong dan Dandim 1710 Mimika Letkol (Inf) M. Slamet Wijaya, kedatangan sang putra daerah disambut gegap gempita oleh warga yang telah menanti sejak pagi.
Belasan perahu berhias janur kuning berbaris di perairan muara, mengiringi perahu rombongan yang membawa Bupati. Saat kapal merapat, ratusan warga Ipaya menari dengan irama tifa dan tarian adat Kamoro, menyambut dengan sukacita pemimpin yang mereka panggil dengan nama adatnya, Paniti.
“Ini pertama kali dalam sejarah, putra asli Ipaya yang jadi Bupati kembali datang dalam kunjungan kerja resmi,” tutur seorang tokoh masyarakat dengan mata berbinar, menyiratkan kebanggaan yang dalam.
Momen itu bukan sekadar kunjungan kerja. Bagi Bupati Johannes Rettob, langkahnya menapaki pasir Ipaya adalah perjalanan pulang jiwa—menyapa masa kecil, menghirup udara kampung, dan merasakan kembali pelukan masyarakat pesisir yang membesarkannya.
Dalam lawatan itu, Bupati bersama rombongan meninjau fasilitas air bersih, pelayanan kesehatan, serta berdialog dengan warga mengenai kebutuhan pembangunan. Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian kerja pemerintah daerah untuk memastikan pemerataan pembangunan hingga ke kampung-kampung terluar.
“Saya lahir dan besar di sini. Ipaya mengajarkan saya tentang gotong royong, ketulusan, dan arti kepemimpinan dari hati. Karena itu saya ingin pembangunan juga kembali ke tempat ini, tempat saya berasal,” ungkap Bupati Rettob dengan suara bergetar di hadapan warganya.
Suasana haru bercampur gembira mengiringi setiap langkahnya. Anak-anak berlarian di tepi pantai, para mama menari sambil menabur bunga laut, dan para tetua adat menunduk penuh hormat.
Bagi masyarakat Ipaya, kedatangan Bupati bukan sekadar kunjungan pejabat — ini adalah pulangnya seorang anak yang berhasil, namun tak lupa asal-usulnya.
Di antara debur ombak dan nyanyian adat Kamoro, Ipaya hari itu menjadi saksi: seorang pemimpin sejati selalu tahu jalan pulang.



							












