JAKARTA |LINTASTIMOR.ID) — Perekonomian rakyat kian morat-marit, suara jeritan dari gang-gang sempit ibu kota kian lantang terdengar. Di balik gemerlap Jakarta, masih banyak keluarga yang hanya bisa mengganjal lapar dengan air putih. Situasi memilukan ini mengetuk hati seorang tokoh nasional sekaligus pakar internasional, Prof Dr KH Sutan Nasomal SE, SH, MH, yang meminta Presiden RI hadir nyata bersama rakyat.
“Saatnya Presiden memerintahkan para pembantunya, para menteri dan pakar ekonomi, untuk membahu menciptakan solusi nyata: satu miliar lapangan kerja bagi rakyat Indonesia. Ini sudah genting, kesabaran masyarakat ada batasnya,” tegas Prof Sutan Nasomal, di Jakarta, Senin (29/9/2025).
Kisah Pilu dari Gang Cipinang
Di kawasan Cipinang, Jakarta Timur, penderitaan rakyat terlukis tanpa perlu banyak kata. Ibu Putri, seorang ibu tiga anak, mengisahkan bagaimana mereka sering tak makan hingga dua hari.
“Kalau ada sisa makanan dari tetangga, itulah yang saya bagikan untuk anak-anak. Saya sendiri tak makan, cukup minum air putih. Kadang pagi makan, tapi siang dan malam tidak ada,” lirihnya sambil menahan tangis.
Suaminya hanya bekerja sebagai karyawan toko pakan hewan dengan gaji pas-pasan, sekadar cukup membayar kontrakan sejuta sebulan. Sedangkan Ibu Putri tak bisa mencari tambahan penghasilan karena penyakit epilepsi yang dideritanya sejak usia 14 tahun. Bantuan sosial? Tak pernah sekalipun ia terima.
Di gang belakang penjara Cipinang, banyak warga bertahan hidup dengan memulung. Hasilnya tak seberapa. Sehari penuh bekerja, rata-rata hanya Rp25 ribu. Sementara ojek online seperti Hadi, hanya membawa pulang Rp35 ribu bersih per hari.
“Kalau di Jakarta saja makin miskin, apalagi yang di luar daerah. Pasti lebih parah,” kata Hadi, ojol yang ditemui tim media.
Seruan untuk Negara Hadir
Menyikapi kondisi getir ini, Prof Sutan menegaskan perlunya langkah cepat pemerintah. Bukan sekadar wacana, melainkan program nyata yang menyentuh langsung perut rakyat.
“Rakyat di Jakarta semakin susah. Pemerintah pusat dan daerah seharusnya bisa memastikan bantuan beras agar mereka tidak kelaparan. Lapangan kerja dan ekonomi kerakyatan harus segera dipulihkan,” tegasnya.
Prof Sutan yang juga dikenal sebagai Presiden Partai Oposisi Merdeka dan pendiri Ponpes ASS SAQWA PLUS Jakarta ini menegaskan, solusi pemulihan ekonomi tak bisa ditunda. Kehidupan rakyat kecil, kata dia, sudah terlalu lama digantung di antara janji dan realitas.
Rakyat Menunggu Uluran Nyata
Potret Cipinang hanyalah secuil wajah Indonesia. Kesengsaraan rakyat lemah yang semakin sulit makan tiga kali sehari menjadi alarm keras bagi negara. Prof Sutan menutup pesannya dengan seruan lantang: pemerintah harus berpihak, karena keadilan sosial tak boleh tinggal di atas kertas.
Lintastimor.id — Suaradari Perbatasan untuk Perdamaian dunia