Scroll untuk baca artikel
Bupati  mimika
Example 728x250
BeritaGaya HidupPeristiwaPolkam

Pohon Integritas di Mapolda Riau: Kenaikan Pangkat yang Tumbuh dalam Nilai Pengabdian

114
×

Pohon Integritas di Mapolda Riau: Kenaikan Pangkat yang Tumbuh dalam Nilai Pengabdian

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Di bawah langit pagi Kota Pekanbaru yang teduh, bukan hanya tanda pangkat yang disematkan di pundak seorang polisi—tetapi juga nilai kehidupan yang ditanamkan di tanah integritas.

PEKANBARU|LINTASTIMOR.ID) — Rabu pagi, 12 November 2025. Halaman Mapolda Riau, Jalan Pattimura, terasa berbeda. Udara masih lembab oleh embun, dan derap langkah pasukan mengiringi upacara yang khidmat: Kenaikan Pangkat Pengabdian untuk seorang personel Polda Riau. Namun kali ini, upacara itu membawa pesan yang lebih dalam dari sekadar seremoni—tentang arti kesetiaan, dedikasi, dan akar kejujuran yang menumbuhkan pengabdian.

Example 300x600

Di hadapan jajaran pejabat utama dan personel Polda Riau, Wakapolda Riau Brigjen Adrianto Jossy Kusumo berdiri sebagai inspektur upacara. Dengan suara tenang namun penuh makna, ia menyampaikan pesan moral yang menggugah.

“Kenaikan pangkat bukan sekadar penambahan tanda di pundak,” ujar Brigjen Jossy.
“Ini adalah pengakuan moral dan spiritual dari negara atas perjalanan panjang pengabdian yang dijalani dengan kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab.”

Dalam upacara itu, satu personel resmi naik pangkat dari Ajun Komisaris Polisi (AKP) menjadi Komisaris Polisi (Kompol). Pergantian tanda pangkat dilakukan dengan penuh hormat—disaksikan oleh rekan sejawat, keluarga besar Polri, dan langit pagi yang menjadi saksi bisu pengabdian bertahun-tahun.

Namun, simbol yang paling membekas justru datang setelah prosesi resmi berakhir. Brigjen Jossy menyerahkan bibit pohon kepada personel yang naik pangkat—tindakan sederhana, namun sarat makna. Pohon itu, katanya, adalah lambang kehidupan dan integritas.

“Tanamkan nilai-nilai integritas seperti pohon,” tutur Brigjen Jossy dengan lembut.
“Batangnya kokoh menjadi tempat bersandar, rantingnya kuat tempat bergantung, daunnya rimbun tempat berteduh, dan akarnya kuat tempat bersila.”

Pesan itu terasa menancap dalam, seolah menggema ke seluruh halaman Mapolda. Sebab, di balik simbol pohon itu, tersirat pesan universal bahwa pengabdian bukan hanya tentang tugas dan pangkat, melainkan tentang akar moralitas yang tak lekang oleh waktu.

Bagi Brigjen Jossy, momen kenaikan pangkat pengabdian ini adalah ruang refleksi bagi seluruh anggota Polri—sebuah kesempatan untuk menengok kembali perjalanan panjang dalam menegakkan keadilan dan menjaga marwah institusi.

“Warisan terpenting yang kita tinggalkan bukanlah jabatan atau kekuasaan,” ujarnya tegas.
“Melainkan jejak integritas, nilai keteladanan, dan semangat pengabdian yang akan diwariskan kepada generasi muda Polri.”

Upacara itu pun ditutup tanpa gegap gempita, hanya tepuk tangan lirih dan wajah-wajah yang teduh. Namun di sanalah maknanya: bahwa kemuliaan seorang penegak hukum tidak diukur dari bintang di pundak, melainkan dari akar kejujuran yang menumbuhkan kepercayaan publik.

Dan di tanah Mapolda Riau itu, satu bibit pohon kini telah ditanam—sebagai pengingat, bahwa seperti pohon yang tumbuh ke langit namun berakar ke bumi, pengabdian sejati juga tumbuh dari akar moralitas yang dalam.

LINTASTIMOR.ID – Suara dari Perbatasan untuk Dunia

Example 300250