ENDE | LINTASTIMOR.ID) — Malam ini, Kota Ende bersiap merayakan pesta budaya dan musik dalam balutan cahaya yang tak biasa. Lapangan Brimob menjadi panggung utama di mana suara emas Tuan Muda Piche Kota akan bergaung, menghadirkan harmoni antara tradisi dan modernitas.
Piche tak hanya datang sebagai musisi, ia datang sebagai simbol kebanggaan perbatasan, membawa suara anak muda NTT yang berani melintasi batas ruang dan waktu.
“Musik bukan sekadar nada, ia adalah doa yang dinyanyikan, kisah yang dihidupkan. Di Ende, saya ingin menyanyi bukan hanya untuk telinga, tetapi untuk hati yang mendengar,” ucap Piche Kota dengan senyum penuh harap.
Wardrobe spesial hasil karya Padu Padan Tenun menambah daya magis malam bersejarah ini. Satu set sack jacket dan celana patchwork dari tenun Ende, menyulam motif klasik dengan garis modern, menjadikan Piche bukan hanya tampil sebagai penyanyi, tetapi sebagai kanvas hidup dari warisan budaya Nusantara.
Siluet maskulin, potongan berani, dan warna hangat tenun ikat itu memancarkan energi muda yang berpadu dengan elegansi tradisi. Seperti lagu-lagunya yang merangkul cinta, luka, dan kebahagiaan, busana itu pun menjadi bahasa kedua yang berbicara tentang identitas dan kebanggaan.
HUT ke-60 SMKN 1 Ende tak sekadar sebuah perayaan usia, melainkan ruang perjumpaan generasi—tempat musik, mode, dan mimpi bergandengan. Kehadiran Piche Kota di atas panggung malam ini akan menjadi momen ketika harmoni menggantikan keramaian, dan seni merangkul semua jiwa yang hadir.
“Saya ingin panggung ini jadi ruang persaudaraan. Di antara riuh tepuk tangan, semoga ada sejenak kita merasa: Ende bukan hanya kota, tetapi rumah,” tutur Piche, menutup percakapan dengan lirih penuh makna.
✨ Lintastimor.id – Menyuarakan Kebenaran, Merayakan Harmoni dari Timur.
