Scroll untuk baca artikel
Dirgahayu Indonesia 80
Example 728x250
Gaya HidupHiburanNasionalPeristiwa

Piche Kota Pulang Kampung: Nada-Nada Rindu Menggema  di Atambua

108
×

Piche Kota Pulang Kampung: Nada-Nada Rindu Menggema  di Atambua

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

ATAMBUA |LINTASTIMOR.ID] Atambua, kota kecil di perbatasan RI–Timor Leste itu, tengah menanti sebuah momen bersejarah. Pada Minggu, 31 Agustus 2025, putra daerah yang kini namanya mulai dikenal di jagat musik tanah air,Petrus Yohannes Debrito Armando Djaga Kota, (Piche Kota), akhirnya pulang. Bukan sekadar pulang, tetapi pulang membawa panggung, pulang dengan musik, dan pulang menjemput rindu yang lama tertinggal.

Di tanah kelahirannya ini, Piche Kota menggelar konser perdana—sebuah perayaan yang didukung penuh oleh Pemerintah Daerah Belu, DPRD Belu, hingga Keuskupan Atambua. Dukungan itu seolah menjadi tanda bahwa musik tak lagi sekadar hiburan, melainkan sebuah jembatan persaudaraan.

Example 300x600

“Musik adalah bahasa yang menyatukan kita. Dari perbatasan ini, kita ingin tunjukkan bahwa Belu bisa berdiri dengan kebanggaannya sendiri,” ujar salah seorang panitia dengan mata berbinar.

Nada yang Kembali pada Rumah

Bagi Piche, kembali ke Atambua adalah perjalanan batin. Di jalan-jalan kota inilah ia dulu berjalan sambil bersenandung. Di sudut-sudut kafe kecil, ia pernah menjadi “penglaris”, mengisi malam dengan lagu ,”Hau Terus Ba’o”  dan kerinduan. Dan kini, panggung besar menantinya—di hadapan orang-orang yang mengenalnya sejak kanak-kanak.

“Pulau boleh jauh, batas negara boleh memisahkan, tapi musik selalu membuat kita kembali pada rumah. Dan rumah saya adalah Atambua,” ucap Piche lirih, seakan setiap kata lahir dari getar gitar yang dipetiknya.

Dukungan yang Menggema

Konser ini tak sekadar milik Piche, tapi milik seluruh warga Kota Atambua. Dari anak kecil hingga orang tua, dari desa ke kota, semua punya alasan untuk hadir. Pemda Belu, DPRD, dan Uskup Atambua berdiri di barisan terdepan, memberikan restu agar musik ini mengalir sebagai doa, hiburan, sekaligus kebanggaan.

Sebuah konser di perbatasan, di mana setiap nada yang mengalun tak hanya menembus hati penonton, tapi juga melintasi batas, menyapa saudara di seberang Timor Leste.

Malam Atambua Bergema

Minggu malam itu, Kota Atambua tak lagi sekadar sebuah kota perbatasan. Ia menjelma menjadi panggung besar, tempat rindu dipeluk oleh melodi, tempat persaudaraan disatukan oleh irama.

Piche Kota, anak Atambua yang dulu hanya bernyanyi di kafe, kini kembali dengan lantang. Bukan hanya sebagai penyanyi, tetapi sebagai simbol bahwa mimpi anak perbatasan bisa terbang sejauh mungkin, dan pada akhirnya, selalu pulang ke rumah.

“Konser ini bukan untuk saya. Konser ini untuk kita semua—untuk Belu, untuk Atambua, untuk persaudaraan,” tutup Piche dengan suara bergetar.

Dan malam itu, musik dan nada suara Piche Kota  pun akan bergema di lapangan Umum Kota Atambua. Dipastikan banyak fans dan penggemar Piche Kota akan hadir untuk jumpa langsung dengan idola kesayangannya,Piche Kota pun akan dilontarkan banyak pertanyaan dari para penggemar, ” Piche Kota, dimana nona Vanessa Zee ??.

 

Hal inipun telah ditanyakan kepada Vanessa saat konser di Kota Medan, para fans bertanya saat Vanessa naik panggung, Vanessa di mana kak Piche Kota??


 

Example 300250
Penulis: Agstry BobeEditor: Agustinus Bobe