JAKARTA, [LINTASTIMOR.ID] — Suaranya adalah gema dari perbukitan / Gunung Laka,an, Kota Atambua Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, perbatasan RI-Timor Leste, lembut namun menembus jantung waktu. Dari sebuah kota kecil di timur Indonesia, lahirlah Piche Kota — pemuda bernama lengkap Petrus Yohannes Debrito Armando Jaga Kota — yang kini menjelma menjadi bintang bersinar terang di jagat hiburan nasional.
Lahir pada 4 Februari 2002, Piche bukan sekadar pemilik suara emas. Ia adalah kisah tentang keyakinan yang tak goyah, tentang nyali besar yang dibawa seorang anak Nusa Tenggara Timur untuk menembus keramaian panggung besar — hingga namanya menggema lewat ajang Indonesian Idol 2025, mencapai Top 15 besar, dan merebut hati para juri serta jutaan pasang mata di seluruh negeri.
“Aku menyanyi bukan sekadar untuk didengar, tapi untuk menyampaikan cerita yang tak bisa ditulis kata-kata, dulu saya penghibur Cafe, kini saya ingin menjadi penghibur untuk diri sendiri “ ucap Piche dalam sebuah sesi wawancara seusai tampil memukau membawakan lagu balada daerah di babak showcase.
Anak dari pasangan Antonius Chen Jaga Kota dan Elfrida Martha Mau Luan ini tumbuh dalam rumah yang dipenuhi lantunan suara dan nada. Musik mengalir dalam darahnya — warisan dari ayah dan ibunya yang juga mencintai dunia tarik suara. Namun, siapa sangka, ketika ia diam-diam mengikuti audisi Indonesian Idol, keluarga bahkan tak mengetahui langkah beraninya itu.
Ketika namanya diumumkan sebagai salah satu finalis, kabar itu bagai denting haru yang mengguncang Atambua. Keluarga, yang semula tak percaya, kemudian larut dalam bangga dan syukur. Dari altar mimpi kecil di kampung halaman, Piche kini bernyanyi untuk negeri.
Piche adalah alumni SMA Negeri 1 Atambua, tempat di mana ia kerap tampil di pentas sekolah, menyanyikan lagu-lagu cinta dan perjuangan. Alih-alih melanjutkan pendidikan tinggi, ia memilih meretas jalan sunyi — mengasah suara, menghibur di panggung-panggung lokal, menjadi penyanyi reguler di kafe dan acara nikahan, sambil menyimpan bara tekad yang tak pernah padam.
Kepribadiannya yang hangat dan sederhana membuatnya cepat dirangkul publik. Ia tampil apa adanya, membawakan lagu apa pun dengan gaya khas: lirih, jujur, dan penuh getar emosi. Ia tak sekadar menyanyi — ia bercerita.
Kini, nama Piche Kota adalah simbol harapan. Bagi anak-anak muda dari daerah, terutama dari perbatasan dan pelosok, ia membuktikan bahwa suara kecil pun bisa menggetarkan ruang-ruang besar, asal dibawakan dengan cinta dan keberanian.
“Aku membawa Atambua dalam setiap laguku. Jika nanti aku dikenal banyak orang, semoga itu membuat lebih banyak mata melihat tanah tempatku berasal,” ujar Piche dalam unggahan Instagram yang disambut ribuan dukungan.
Biodata Singkat Piche Kota
- Nama Lengkap: Petrus Yohannes Debrito Armando Jaga Kota
- Nama Panggung: Piche Kota
- Tempat, Tanggal Lahir: Atambua, Nusa Tenggara Timur, 4 Februari 2002
- Usia: 23 tahun
- Agama: Katolik
- Pendidikan: Alumni SMA Negeri 1 Atambua
- Orang Tua: Antonius Chen Jaga Kota dan Elfrida Martha Mauluan