ATAMBUA |LINTASTIMOR.ID] – Malam itu, sorak-sorai menggema di Lapangan Umum Atambua. Ketika Piche Kota naik panggung, teriakan para fans pecah penuh harap:
“Piche… mana Vanessa? Mana Vanessa…!”
Senyum santai terukir di wajah Piche. Ia menanggapi serangan pertanyaan itu dengan tenang.
“Dia tidak ada. Dia lagi kerja juga,” ucapnya, lirih namun jujur, membuat suasana semakin riuh penuh rindu.
Para penggemar seolah satu suara: mereka ingin Piche Kota dan Vanessa Friztie Ulina Simorangkir, dara kelahiran Pematang Siantar, 15 Februari 2004, terus berjalan seiring di panggung musik Tanah Air.
Bagi fans, keduanya bukan sekadar penyanyi. Mereka adalah sepasang harmoni yang membawa cahaya. Harapan itu pun disuarakan lantang: harus jalan bersama, jangan berpisah.
Fenomena serupa juga terjadi di Sumatera Utara, Senin (18/8/2025). Saat Vanessa hendak naik panggung, teriakan memanggil nama Piche menggema.
“Vanessa… mana Kak Piche?!” seru fans dengan penuh rindu.
Dengan kelembutan khasnya, Vanessa menjawab, “Kak Piche tidak ikut.” Namun, jawaban itu justru menyalakan kerinduan yang lebih dalam. Fans pun berseru dalam bahasa Batak:
“Ai hita do angka fans, molo songon Vanesa dohot Piche Kota, tarus ma marsirumpa. Unang adong na mardangol, so boi boi! Sai ro do hami mandok.”
(= Kita para fans, kalau seperti Vanesa dan Piche Kota, harus tetap bersama. Jangan berpisah, tak boleh! Kami selalu berkata: tetap jalan bersama, jangan pernah berpisah!).
Dari Atambua hingga Pematang Siantar, dari perbatasan hingga Sumatera, cinta fans untuk Piche dan Vanessa sama: mereka ingin dua jiwa seni ini tidak pernah terpisah.
Meski jadwal kerja sering membawa mereka ke panggung yang berbeda, keduanya tetap saling berhubungan, berbagi kabar, dan menjaga kebersamaan. Itu tanda bahwa meski raga berjarak, hati mereka telah menyatu di ruang para penggemar.
Bagi pecinta musik, Piche Kota dan Vanessa bukan sekadar dua nama. Mereka adalah simbol persahabatan, suara rindu, dan harapan yang selalu dipanjatkan:
“Tetap jalan bersama, jangan pernah berpisah.”
Sebagaimana firman Tuhan dalam Matius 19:6:
“Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”
Konteks ayat ini menggambarkan bahwa mereka dipersatukan dalam satu talenta dunia masuk
