“Musik bukan sekadar nada, tapi bahasa yang menyatukan mimpi dan keberanian.” — Piche Kota
JAKARTA, [LINTASTIMOR.ID] – Di bawah cahaya lampu Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jumat malam 10 Oktober 2025, dalam pekan ini semesta tampak memberi ruang bagi harmoni antara bisnis dan seni. Di panggung yang biasanya dikuasai angka dan saham, seorang anak muda dari Timur Kota Atambua, Piche Kota, akan berdiri tegak membawakan kisah musikalnya dalam ajang bergengsi Anugerah Inovasi Indonesia 2025 yang digelar oleh IDX Channel.
Acara dengan tema “Advancing Corporate Resilience in Economic Uncertainty Through Agile Innovation” itu bukan sekadar malam penghargaan, melainkan ruang apresiasi bagi lebih dari 20 tokoh dan lembaga yang memberi inspirasi dalam pengembangan inovasi berkelanjutan. Namun malam itu akan ada perhatian penonton tak hanya tertuju pada penghargaan, tetapi juga pada aura muda yang dibawa Piche Kota bersama para artis lain seperti Vanessa Zee, Rosalina Hioe, dan Fajar Wayong.
Piche bakal tampil memukau—bukan dengan kemewahan, melainkan dengan kejujuran musikal yang lahir dari tanah perbatasan.
Ia membuktikan bahwa inovasi tidak hanya hadir dalam dunia korporasi, tetapi juga dalam cara seseorang memperjuangkan suara dan identitasnya.
“Saya tidak ingin musik saya hanya didengar, tapi dirasakan. Karena dari rasa, lahirlah perubahan,”
ujar Piche dalam satu jeda sebelum penampilannya dimulai.
Nama Piche Kota kini tak lagi asing di kalangan penikmat musik Nusantara. Dari kafe sederhana di Kota Atambua, perbatasan Timor Leste, ia kini melangkah ke panggung nasional yang menjadi simbol inovasi dan ketahanan bangsa.
Keikutsertaannya dalam Anugerah Inovasi Indonesia 2025 menjadi bukti bahwa seni dan ekonomi bisa bersua di garis yang sama: garis kreativitas dan keberanian menembus batas.
Seperti irama yang tak pernah mati, perjalanan Piche adalah metafora dari semangat muda Indonesia—menyalakan harapan di tengah ketidakpastian, menghadirkan nada baru dalam simfoni pembangunan negeri.
LINTASTIMOR.ID — Menyuarakan Kebenaran dari Perbatasan untuk dunia
