TIMIKA, [LINTASTIMOR.ID] — Di tengah kekayaan alam dan budaya yang melimpah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika semakin mantap melangkah. Melalui Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga, pemerintah memberikan dukungan penuh bagi lahirnya ekowisata berbasis masyarakat di tujuh kampung. Dukungan itu diwujudkan lewat kegiatan sosialisasi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tingkat Dasar (Pokdarwis) 2025, yang digelar di Hotel Cendrawasih 66 Timika, Selasa (16/9).
Tujuh Kampung, Satu Harapan
Sekitar 50 peserta hadir dalam kegiatan ini. Mereka berasal dari kelompok pengembang ekowisata di tujuh kampung: Karya Kencana (Mayon), Pigapu, Karya Kencana (Waga-waga), Iwaka, Nawaripi, Mandiri Jaya, dan Mulya Kencana (Goa Maria).
Sosialisasi menghadirkan narasumber dari berbagai lini, mulai dari Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata RI yang bergabung secara daring, hingga Staf Teknis Bidang Pariwisata Provinsi Papua, Jimi Ernest Mehue, yang hadir langsung di lokasi.
“This is not just training; it’s about shaping the future of tourism villages,” ungkap salah satu peserta penuh semangat.
Komitmen Pemerintah Daerah
Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Mimika, Abraham Kateyau, mewakili Bupati Mimika, menegaskan dukungan pemerintah daerah terhadap pembentukan Pokdarwis di tiap wilayah.
“Pemkab Mimika akan terus mendorong terbentuknya Pokdarwis sebagai bagian dari upaya bersama mengembangkan pariwisata berkelanjutan, sekaligus mendukung inisiatif masyarakat mengelola potensi wisata setempat,” ujarnya.
“Il governo distrettuale sostiene pienamente la crescita di queste comunità turistiche. Non è solo per l’economia, ma per l’anima di Mimika,” tambahnya dengan nada diplomatis.
Pariwisata dari Desa ke Kota
Kepala Disparbudpora Mimika, Elisabeth Cenawatin, menambahkan bahwa pengembangan ekowisata sejalan dengan visi pembangunan daerah dari desa menuju kota. Ia mencontohkan Kampung Ipaya, Distrik Amar, sebagai model pengembangan wisata berbasis desa.
“Saat ini Mimika sudah memiliki wisata mangrove. Kami akan terus meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana agar masyarakat makin sadar wisata,” ucap Elisabeth.
“Aujourd’hui, Mimika possède un tourisme de mangrove. Demain, elle sera un modèle d’écotourisme durable,” tuturnya penuh keyakinan.
Potensi Air, Perahu, dan Retribusi
Lebih jauh, Elisabeth menguraikan bahwa kerja sama dengan tujuh kelompok wisata mencakup penyediaan sarana, pengelolaan retribusi, dan pengembangan potensi khas kampung. Dari wisata air, perahu tradisional, hingga memancing, semua dapat menjadi sumber ekonomi baru bagi masyarakat sekaligus menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Dispela program bai no longim ples ples nating, tasol em bai kamapim moni gen bilong distrik,” ungkapnya dalam bahasa Papua, menekankan manfaat nyata bagi warga.
“Governu sei halo parte ho komunidade hodi foti turizmu, ne’ebé bele aumenta ekonomia lokal,” tambahnya dalam bahasa Timor Leste.
Menyulam Mimpi Ekowisata
Harapan besar kini tersemat: dengan dukungan Pemkab Mimika dan partisipasi aktif masyarakat, ekowisata tujuh kampung bisa menjadi kisah sukses. Bukan hanya memberi manfaat ekonomi, tetapi juga menjaga harmoni alam dan budaya di Bumi Amungsa.
LINTASTIMOR.ID — Menyuarakan Kebenaran dari Perbatasan untuk Dunia