ATAMBUA, |LINTASTIMOR.ID| – Dalam semangat menyambut Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, Pemerintah Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur kembali menggelar Semarak dan Gebyar Kemerdekaan pada 17 Agustus 2025. Ratusan peserta dari berbagai kalangan tumpah ruah dalam lomba gerak jalan sejauh 8 km, 17 km, hingga 45 km.
Event tahunan yang dinanti masyarakat perbatasan RI–Timor Leste ini bukan sekadar perlombaan fisik. Ia menjelma menjadi perayaan kebangsaan yang sarat semangat gotong royong, tawa, dan derap langkah yang menyatukan.
“Kami bukan hanya berjalan—kami membawa Indonesia di setiap langkah kami,” ujar salah satu peserta dari SMPN 1 Tasbar sambil mengibarkan bendera merah putih kecil.
8 KM: Panggung Kebanggaan Sekolah Dasar dan Komunitas Perempuan
Dalam kategori 8 kilometer, para peserta didominasi siswa-siswi SD serta organisasi perempuan. Tercatat ada partisipasi dari 29 kelompok, termasuk SDK Sesekoe, SDI Wekatimu, SDK Motabuik, hingga SDI Halikelen. Menariknya, sejumlah komunitas ibu-ibu turut ambil bagian seperti Ibu-Ibu Kuntum Bahagia, Ibu-Ibu Guru, dan Wanita Jaguar Wekatimu.
Tak kalah unik, sejumlah komunitas seperti PICHE PERS, Pejuang Rupiah, dan Familia Fatbeno turut memeriahkan ajang ini. Semangat anak-anak kecil hingga ibu-ibu ini menjadi denyut jantung kemerdekaan yang murni dan tulus.
17 KM: Remaja Sekolah dan Komunitas Pemuda Tunjukkan Semangat Juang
Kategori 17 km diikuti oleh SMP, SMA, dan komunitas pemuda dari berbagai desa dan kelurahan. Beberapa di antaranya adalah SMAN 7 September, SMPN 4 Atambua, serta kelompok-kelompok seperti Pemudi Bauatok, Pemudi Huruk Bulas, hingga Kelurahan Kota Atambua.
Tak hanya dari lembaga pendidikan, perwakilan desa seperti Desa Leosama, Desa Kabuna, dan Desa Tulakadi ikut serta, menunjukkan bahwa semangat kemerdekaan bukan hanya milik kota, tetapi juga desa-desa perbatasan.
45 KM: Arena Ekstrem bagi Komunitas Tangguh dan Pemuda Perbatasan
Kategori 45 km menjadi medan juang paling menantang. Diikuti oleh 53 kelompok, pesertanya datang dari SMA/SMK, komunitas kreatif, karang taruna, hingga desa-desa terpencil. Beberapa peserta yang mencolok seperti SMAN 1 Atambua, BCC BC Club Atambua, Panser Kilo Meter 1, Remotu Remaja Tulamalae, dan Jaguar BTN.
Bahkan komunitas khas perbatasan seperti Pemuda Prabu Wekatimu, Haleiren Kirab, dan Pemuda Timor Tengah ikut mengirimkan regunya. Mereka membawa lebih dari stamina—mereka membawa suara pemuda daerah yang ingin didengar hingga ke ibu kota.
Langkah Demi Langkah Menuju Indonesia yang Lebih Bersatu
Tahun ini, lomba gerak jalan bukan sekadar kompetisi. Ia adalah parade semangat lintas usia, lintas desa, dan lintas cita-cita. Dari siswa SD hingga pemuda desa, semua berjalan bersama membawa satu semangat: merdeka itu bergerak bersama.
“Merdeka bukan hanya milik masa lalu, tapi juga masa depan. Dan masa depan itu sedang kami tapaki hari ini,” ujar seorang peserta dari komunitas Tim WEHALI dengan wajah berkeringat tapi penuh semangat.
Pemerintah Kabupaten Belu mengajak seluruh warga yang belum mendaftar untuk segera bergabung dalam gelora semangat 17 Agustus ini. Karena kemerdekaan bukan hanya untuk dikenang, tapi untuk dirayakan bersama.