TIMIKA | LINTASTIMOR.ID – Suara dari Perbatasan untuk Dunia
Di tengah denyut kehidupan Mimika yang terus bergerak, pemerintah daerah setempat tak berhenti menabur perhatian untuk warganya. Melalui program pasar murah, Pemkab Mimika kembali menghadirkan harapan: harga pangan yang bersahabat dan meja makan yang tetap terisi, meski inflasi terus bergolak di luar sana.
Kegiatan ini digelar dengan kolaborasi apik antara Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta Dinas Perikanan, dengan semangat yang sama — menstabilkan harga dan menjaga ketersediaan pangan bagi semua lapisan masyarakat.
“Kami sudah menjalankan pasar murah ini sejak Januari 2025, minimal dua kali setiap bulan. Tujuannya sederhana, memastikan pangan tetap tersedia dan harga tetap terjangkau,” tutur Abdullah Haris Sudarmono, Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan, dengan nada penuh tanggung jawab.
Di balik lapak-lapak sederhana yang berjejer, ada cinta yang nyata: telur, beras, dan ikan dijajakan dengan harga lebih murah dari biasanya. Tak ada gemerlap, tapi ada kehangatan — antara pemerintah dan rakyatnya, antara kebutuhan dan kepedulian.
“Kami berharap masyarakat memanfaatkan program ini dengan bijak, tidak menjual kembali, dan membeli sesuai kebutuhan. Karena setiap butir bantuan ini lahir dari niat tulus untuk membantu,” tambah Abdullah.
Senada dengan itu, Petrus Pali Ambba, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mimika, menegaskan pentingnya kebersamaan lintas instansi untuk menjaga keseimbangan ekonomi rakyat.
“Kolaborasi ini bukan sekadar kerja teknis. Ini tentang menjaga keseimbangan antara kebutuhan rakyat dan kestabilan pasar. Kami ingin masyarakat benar-benar merasakan manfaatnya,” ujarnya lembut namun penuh makna.
Program pasar murah ini bukan hanya langkah ekonomi — ia adalah wujud kasih sosial yang menyejukkan. Di tengah angka-angka statistik dan grafik inflasi yang kerap menekan, pemerintah Kabupaten Mimika memilih untuk hadir dengan cara paling manusiawi: mendekatkan pangan ke tangan rakyatnya sendiri.
Dan di setiap senyum warga yang pulang membawa belanjaan, terselip makna besar — bahwa kesejahteraan bukan hanya tentang angka, melainkan tentang perhatian yang terus hidup, dari pemerintah untuk rakyat yang dicintainya.