TIMIKA,[LINTASTIMOR.ID]— Di bawah langit Teduh Eme Neme Yauware, aroma sayur dan beras berpadu dengan semangat kebersamaan. Pemerintah Kabupaten Mimika menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) pada Kamis (16/10/2025), sebagai tanda syukur dan aksi nyata memperingati Hari Pangan Sedunia ke-80—sebuah perayaan sederhana namun penuh makna tentang cinta, ketahanan, dan harapan akan masa depan yang lebih baik.
Dengan senyum tulus, Bupati Mimika Johanes Rettob membuka kegiatan bertema “Bergandengan Tangan untuk Pangan yang Lebih Baik dan Masa Depan yang Lebih Baik.”
“Kami ingin masyarakat Mimika tidak kesulitan membeli bahan pangan. Melalui gerakan ini, kita bukan hanya menurunkan inflasi, tetapi juga menumbuhkan rasa saling peduli antarwarga,” ujarnya lembut namun penuh ketegasan.
Gerakan ini bukan sekadar pasar murah—ia adalah jembatan kasih antara pemerintah dan rakyat. Tidak hanya di Kota Timika, kegiatan ini pun menjangkau kampung-kampung, membawa senyum dan harapan baru bagi warga di pelosok.
Bupati Rettob mengingatkan agar bahan pangan yang dibeli digunakan untuk kebutuhan keluarga, bukan untuk dijual kembali.
“Gunakanlah untuk makan bersama keluarga. Pangan ini bukan sekadar bahan, tapi berkah yang menumbuhkan kehidupan,” pesannya hangat.
Ia juga memuji langkah Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mimika yang terus berinovasi dalam pelayanan kepada masyarakat.
“Mari kita olah hasil pangan lokal agar memiliki nilai tambah, menjadi sumber ekonomi sekaligus gizi bagi anak-anak kita,” tambahnya dengan nada optimistis.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Yulius Koga, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program nasional untuk menjaga stabilitas harga dan mendukung kesejahteraan warga.
“Kami berharap, Gerakan Pangan Murah ini benar-benar terasa manfaatnya di meja makan masyarakat Mimika. Karena kesejahteraan mereka adalah prioritas utama kami,” tutur Koga dengan mata berbinar.
Dari Graha Eme Neme Yauware, semangat itu menular—bahwa pangan bukan sekadar kebutuhan, melainkan wujud cinta pemerintah kepada rakyatnya, dan cinta rakyat kepada tanah yang memberi hidup.
(Redaksi | LINTASTIMOR.ID — Suara dari Perbatasan untuk Dunia)