PUNCAK, [LINTASTIMOR.ID] — Setelah enam tahun luka itu belum benar-benar sembuh, TNI akhirnya berhasil merebut kembali satu pucuk senjata milik negara yang sempat dirampas oleh kelompok separatis bersenjata di wilayah Ugimba pada tahun 2019. Operasi penindakan yang dilakukan oleh Komando Operasi Habema di Kampung Tigilobak, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, Kamis (31/7/2025), menjadi babak baru dalam sejarah pengabdian tanpa tanda jasa—penuh duka, namun sarat makna.
Operasi yang dilakukan secara terukur dan profesional itu, tak sekadar penegakan hukum. Ia membawa misi emosional: membalaskan kehormatan seorang prajurit yang gugur dan mengembalikan senjata negara ke pangkuan ibu pertiwi.
“Keberhasilan operasi ini menunjukkan komitmen TNI dalam menjaga stabilitas keamanan dan kedaulatan negara di wilayah Papua, serta sebagai simbol keteguhan kami menjaga kehormatan prajurit,” ujar Panglima Komando Operasi Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, penuh haru.
Dalam operasi tersebut, sempat terjadi perlawanan bersenjata dari kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM). Satgas akhirnya terpaksa melakukan tindakan tegas terukur, yang mengakibatkan tiga orang anggota OPM tewas. Ketiganya yaitu:
- Ado Wanimbo, yang diketahui sebagai Danwil Ugimba Kodap VIII Kemabu—juga masuk dalam DPO Polres Mimika sejak 2018,
- Meni Wakerwa, alias Jumadon Waker,
- Serta satu orang lainnya yang masih dalam proses identifikasi.
“Senjata itu milik seorang prajurit kita yang gugur di Ugimba tahun 2019,” ujar seorang personel Satgas yang enggan disebutkan namanya. “Hari ini, senjata itu kembali. Bukan sekadar besi, tapi simbol kehormatan dan pengabdian.”
Dari lokasi operasi, Satgas berhasil mengamankan sejumlah barang bukti penting, antara lain:
- 1 pucuk senjata api SS2 V4 bernomor BF.CS 024739 dengan teleskop Trijicon SN: 923632
- 1 pucuk senapan angin
- 3 buah magazen (2 M16 dan 1 SS), serta 64 butir munisi kaliber 5,56 mm
- 4 unit handphone, dompet, power bank, senter kepala, dan perlengkapan pribadi
- Dokumen identitas seperti KTP atas nama Meni Wakerwa, Kartu Papua Sehat, serta uang tunai sebesar Rp 3.800.000,-
- 2 buah noken dan 1 tas selempang, yang kini menjadi bagian dari bukti sekaligus saksi bisu dari medan operasi.
Tak ada kemenangan tanpa duka, dan tak ada tugas negara yang ringan di tanah Papua. Operasi ini adalah pengingat bahwa di balik senjata yang dirampas, ada nyawa yang gugur, ada keluarga yang menanti, dan ada bangsa yang tak pernah lelah menjaga tapal batas kehormatan. (