Scroll untuk baca artikel
Bupati  mimika
Example 728x250
PeristiwaPolkamTeknologi

NTT Mart Belu: Gerakan dari Perbatasan yang Menyalakan Kebangkitan Ekonomi Lokal

147
×

NTT Mart Belu: Gerakan dari Perbatasan yang Menyalakan Kebangkitan Ekonomi Lokal

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Lintastimor.id — Suara dari Perbatasan untuk Dunia

ATAMBUA |LINTASTIMOR.ID)-Kota Atambua pagi itu masih berbalut udara sejuk saat langkah-langkah para tamu mulai memenuhi Galeri Tenun Haliwen, Senin, 1 Desember 2025. Di tempat yang selama ini menjadi ruang napas bagi para penenun, sebuah babak baru ekonomi perbatasan resmi dibuka: NTT Mart by Dekranasda Belu.

Example 300x600

Peresmian berlangsung khidmat namun hangat. Di antara senyum para pelaku UMKM, hadir para pemangku kebijakan: Bupati Belu Willybrodus Lay, Wakil Bupati Vicente Hornai Gonsalves, Anggota DPRD NTT Agus Nahak, unsur Forkopimda, para pimpinan OPD, Kadis Perindag NTT Soni Libing, hingga Romo Benyamin Seran.

Kehadiran mereka menjadi penanda kuat bahwa mimpi besar ekonomi akar rumput hari itu bukan berdiri sendirian—ia dipikul bersama.

NTT Mart bukan sekadar tempat belanja. Ini gerakan bersama—gerakan Aku Cinta Produk NTT. Kita ingin masyarakat memproduksi, mengolah, membeli, dan bangga menggunakan karya daerah sendiri,” tegas Gubernur NTT Melki Laka Lena dalam sambutannya  disambut tepuk tangan merata.

Di balik peresmian itu, sebuah persoalan lama kembali diangkat ke permukaan: konsistensi produksi UMKM.

Banyak produk lahir dari tangan kreatif anak daerah, tetapi seringkali berhenti di titik jual mentahan. Hari ini, komitmen itu diperbarui.

Kalau hanya jual bahan mentah, nilai tambah itu hilang di jalan. Kita dorong UMKM untuk berani mengolah, mengemas, lalu menjualnya dengan standar pasar yang lebih tinggi. Nilai tambah harus kembali ke warga,” Gubernur menegaskan lagi.

Di hadapan para ASN, sebuah instruksi kecil tapi berdampak diumumkan—gerakan ekonomi mikro yang efeknya dapat mengguncang pasar lokal.

Jelang Natal dan Tahun Baru, setiap ASN wajib belanja produk NTT minimal seratus ribu rupiah. Dengan ribuan ASN di Belu, uang miliaran rupiah akan berputar dalam waktu singkat di rumah kita sendiri,” ucap Gubernur.

Gagasan itu diterima sebagai ajakan kolektif, bukan sekadar kewajiban. Sebuah model pemberdayaan berbasis kepercayaan kepada produk daerah.

Di sudut lain galeri, ratusan produk UMKM dipamerkan—kopi, minyak atsiri, tenun, kerajinan kayu, makanan olahan, hingga inovasi teknologi hasil karya siswa SMK. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah kompor induksi buatan siswa SMK 4 Kupang.

Karya-karya seperti ini harus masuk NTT Mart. Anak-anak muda harus percaya bahwa inovasi mereka punya panggung,” seru Gubernur sambil mengangkat salah satu produk dengan bangga.

Program OSOP dan OCOP dihidupkan kembali sebagai motor ekonomi tingkat desa. Pemerintah Provinsi akan melibatkan Balai POM dan BPJPH untuk memastikan produk Belu memenuhi standar nasional bahkan internasional.

Perbankan—mulai dari bank nasional hingga Bank NTT—did dorong memperluas akses KUR bagi pelaku UMKM.

Di tingkat global, kerja sama antarnegara juga didorong. “Kita membuka ruang dengan Tiongkok dan mitra internasional lainnya untuk investasi yang bisa menciptakan ekonomi baru bagi NTT,” Gubernur menambahkan.

Usai sambutan, rombongan meninjau satu per satu produk di stan UMKM. Ada aroma kopi yang menebal di udara, denting halus alat musik kayu, serat-serat tenun yang memantulkan warna matahari pagi. Di antara semua itu, satu rasa yang muncul berulang: bangga.

NTT Mart Belu bukan hanya toko. Ia menjadi rumah besar baru—tempat di mana ide, kerja keras, dan mimpi anak perbatasan menemukan panggungnya. Sebuah ruang di mana ekonomi daerah tidak hanya hidup, tapi bergerak, tumbuh, dan menyalakan harapan baru dari batas negeri untuk dunia.

Example 300250