Di antara 514 kabupaten/kota, Mimika berdiri sebagai rumah besar yang membuktikan: keragaman bukan ancaman—ia adalah kekuatan paling setia yang menjaga persaudaraan.
JAKARTA |LINTASTIMOR.ID) — Di Ballroom Hotel DoubleTree, Kemayoran, pada Jumat malam yang berkilau (28/11/2025), Indonesia menyaksikan satu babak penting dalam peta kerukunan nasional. Kabupaten Mimika dinobatkan sebagai Juara 1 Daerah Paling Harmony 2025, mengungguli 513 daerah lainnya. Penghargaan itu diserahkan langsung oleh Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, kepada Bupati Mimika Johannes Rettob, lelaki yang namanya makin identik dengan semboyan sederhana namun mengikat: “Mimika Rumah Kita.”
Dalam suasana hangat penuh persaudaraan, Wakil Menteri Dalam Negeri membacakan sambutan Mendagri Tito Karnavian tentang pentingnya harmony sebagai fondasi pembangunan bangsa. Dan malam itu, Mimika tampil bukan sebagai pemenang teknokratis—tetapi sebagai teladan moral tentang bagaimana keberagaman dirawat dengan hati.
Bupati Johannes Rettob berdiri di podium, mengembuskan kalimat yang seolah mencatat dirinya dalam sejarah harmoni tanah Papua.
“Perbedaan suku, agama, budaya, dan bahasa di Mimika justru menjadi fondasi kuat membangun daerah. Dari keragaman inilah kita meramu kekuatan Mimika secara keseluruhan,” ujarnya, di hadapan para pejabat nasional dan tokoh-tokoh kerukunan.
Penghargaan itu bukan berdiri sendiri. FKUB Mimika juga meraih predikat FKUB Inspiratif tingkat nasional, sebuah pengakuan atas kerja sunyi para tokoh yang merawat dialog dan perdamaian di akar rumput. Sinergi antara pemerintah daerah dan masyarakat adat–agama menjadi pondasi yang tidak hanya dipuji, tetapi dicontoh.
Dalam pandangan Bupati Johannes, capaian ini bukan mahkota individual, melainkan milik seluruh masyarakat Mimika—dari kampung terjauh hingga pusat kota yang sibuk. Pembangunan yang merata, katanya, harus lahir dari kesadaran bahwa semua warga memiliki rumah yang sama.
“Slogan ‘Mimika Rumah Kita’ bukan sekadar kata. Ini penegasan bahwa siapa pun—apa pun latar belakangnya—punya tempat yang aman dan setara di Mimika,” tuturnya lirih namun tegas.
Dan dari semboyan itu lahirlah sebuah rencana besar: pembangunan Tugu Harmony. Sebuah tugu yang kelak tidak hanya menjadi penanda fisik, tetapi pengingat spiritual bahwa Mimika memilih jalan kerukunan sebagai takdirnya.
“Tugu ini nanti menjadi pengingat agar kita bangun, bangkit, dan bergerak bersama membangun Kabupaten Mimika,” tambahnya.
Di arena yang sama, Pemprov DKI Jakarta turut menerima penghargaan tertinggi, menandai bahwa banyak daerah di Indonesia kini menempatkan harmony sebagai jantung pembangunan.
Mengapa Mimika Berhak Menjadi Juara 1 Harmony 2025?
Kementerian Agama RI menetapkan Mimika sebagai yang terbaik berdasarkan indikator nasional yang ketat—indikator yang tak hanya bicara angka, tetapi napas kehidupan sosial:
• Indeks Moderasi Beragama yang Tinggi
• Dukungan Pemerintah Daerah yang Proaktif dan Konsisten
• Kemampuan Menyelesaikan Potensi Konflik Secara Damai
• Ruang Publik yang Inklusif dan Aman untuk Semua Golongan
• Kolaborasi Aktif Tokoh Agama, Adat, dan Komunitas Lokal
• Pelayanan Rumah Ibadah yang Setara dan Berkeadilan
Dari rangkaian ini jelas: Mimika tidak hanya besar karena sumber daya alam, tetapi karena kekuatannya menjaga hubungan antarmanusia.
Dan malam itu, di Jakarta, Indonesia seperti kembali diingatkan bahwa kerukunan bukan hadiah—kerukunan adalah keputusan bersama. Mimika telah memilihnya sejak lama. Dan kini, seluruh negeri memberi hormat.
















