TIMIKA [LINTASTIMOR.ID] – Suara dari perbatasan untuk dunia.
Di Mimika, waktu seakan berhenti di persimpangan. Anggaran yang mestinya menjadi denyut pembangunan masih tertahan di meja evaluasi Provinsi Papua Tengah. Dalam jeda itu, jalanan pembangunan terdiam, harapan rakyat tergantung di udara.
Dolfin Beanal, anggota DPRD Mimika, memilih berbicara lantang di tengah sunyi birokrasi yang menunda. Ia menyuarakan keresahan banyak hati yang menunggu janji berubah nyata.
“Banyak pekerjaan dan proyek di Mimika terhambat karena lambatnya nomor registrasi APBD Perubahan dikeluarkan. Dampaknya langsung pada perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,” ucap Dolfin, Selasa (23/9/2025).
Nada suaranya bukan sekadar kritik, tetapi juga doa agar Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa, membuka ruang percepatan. Sebab yang tertahan bukan hanya angka dalam tabel, melainkan nasib petani, nelayan, dan anak-anak yang merindukan sekolahnya diperbaiki.
Dolfin menegaskan, desakan DPRD Mimika bukan ego satu daerah, melainkan gema delapan kabupaten yang menunggu keputusan provinsi.
“Masyarakat Mimika sangat berharap suara mereka didengar, agar masalah ini segera mendapat solusi yang cepat,” lanjutnya, seakan menulis surat terbuka untuk pemimpin provinsi.
Di balik desakan itu, ada harapan: bahwa pembangunan tak lagi tertunda, bahwa kepercayaan rakyat terjaga, dan bahwa Papua Tengah menjawab suara dari Mimika dengan langkah nyata.
Karena setiap hari yang lewat tanpa evaluasi, adalah hari di mana pembangunan berjalan pincang. Dan setiap suara yang tak terjawab, adalah doa yang menggantung di langit Mimika.
– Redaksi
LINTASTIMOR.ID | Suara dari Perbatasan untuk Dunia
