Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
Gaya HidupNasionalPeristiwaPolkam

Mereka yang Bertahan dalam Doa, Kini Digandeng dalam Amanah

425
×

Mereka yang Bertahan dalam Doa, Kini Digandeng dalam Amanah

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

 

ATAMBUA |LINTASTIMOR.ID) — Di antara deru angin Agustus yang mulai bersahabat, 356 insan pengabdi menerima lembar harapan yang telah lama dinanti. Di Aula Gedung Wanita Bete Lalenok, Kamis (1/8/2025), Pemerintah Kabupaten Belu menyerahkan Surat Keputusan Bupati tentang Pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Tahap Pertama Tahun Anggaran 2024—sebuah babak baru dalam perjalanan panjang pengabdian yang tak pernah mereka tinggalkan.

Example 300x600

Wakil Bupati Belu, Vicente Hornai Gonsalves, ST, hadir sebagai utusan negara yang menyampaikan kabar baik, menyerahkan SK kepada mereka yang telah lama berdiri di barisan depan pelayanan publik. Tak sekadar menyerahkan dokumen administratif, ia menyerahkan amanah dengan kepercayaan yang lahir dari harapan banyak orang.

“Pengangkatan PPPK ini bukan sekadar formalitas, melainkan bagian dari kebijakan besar untuk mengisi kekosongan yang telah terlalu lama terasa, terutama di sektor pendidikan, kesehatan, dan teknis lainnya,” ujar Wabup Vicente dalam sambutannya yang sarat makna.

Tercatat, sebanyak 56 orang tenaga kesehatan, 48 orang tenaga pendidik, dan 252 orang tenaga teknis kini resmi bergabung dalam barisan abdi negara. Mereka bukan orang baru. Sebagian telah mengabdi hingga dua dekade lebih, menapaki jalan sunyi pelayanan tanpa pamrih, menanti dengan sabar keputusan yang akhirnya turun seperti embun pagi di tanah perbatasan.

Dalam arahannya, Wabup Vicente tidak hanya berbicara soal prosedur dan tanggung jawab administratif. Ia menyinggung sesuatu yang lebih dalam—soal hati.
“Gunakan hati dalam mengambil kebijakan. Gunakan hukum cinta kasih. Maka setiap keputusan yang kita ambil akan mengandung kebahagiaan untuk mereka yang kita layani,” kutipnya dari pesan seorang tokoh NTT yang ia hormati.

Ia juga menegaskan pentingnya menjunjung integritas dan semangat belajar di tengah perubahan zaman yang serba digital.
“PPPK harus siap beradaptasi, menjadi lentera di tengah sistem yang terus berkembang. Bangunlah kebiasaan baik, bukan hanya untuk pekerjaan, tapi juga untuk jiwa pelayanan,” tandasnya, dengan nada yang tak hanya memerintah, tapi juga mengajak.

Acara penyerahan SK berlangsung dengan penuh keharuan. Di antara barisan penerima SK, ada wajah-wajah yang tampak menggigil bukan karena dingin pendingin ruangan, melainkan karena gelombang perasaan yang sulit dijelaskan: antara syukur, haru, dan bangga yang membuncah.

Salah satu peserta yang telah mengabdi lebih dari 25 tahun mencium SK-nya seperti mencium surat cinta yang telah lama hilang. Seperti yang dikatakan Wabup Vicente:
“Hari ini adalah hasil dari penantian panjang, kerja keras, dan doa. Selamat bergabung dalam panggilan suci pelayanan. Mari kita rawat Belu ini dengan cinta yang nyata,” pungkasnya.

Saksi dari momentum ini adalah para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), para keluarga, dan tentu saja—masa depan Kabupaten Belu yang pelan-pelan sedang ditata lewat tangan-tangan yang bekerja dengan hati. Karena sesungguhnya, pelayanan publik bukan tentang siapa yang paling hebat, tetapi siapa yang paling setia.

 

Example 300250