TIMIKA |LINTASTIMOR.ID)-
Kasih tidak pernah bertanya tentang mudah atau sulitnya jalan. Ia hanya mencari cara untuk sampai. Rabu, 17 Desember 2025, di Mimika, kasih itu menyeberangi jembatan rapuh, menyusuri kampung-kampung sunyi, dan berhenti di pelukan anak-anak Nawaripi dan Kekwa—tepat ketika Natal mulai mengetuk pintu hati.
Di Kampung Nawaripi, Distrik Wania, dan Kekwa, Distrik Mimika Timur, waktu seakan berjalan lebih perlahan. Akses jembatan menantang, jarak terasa panjang, namun rindu akan perhatian jauh lebih panjang lagi. Di sanalah Tim Penggerak PKK Kabupaten Mimika hadir—bukan sebagai rombongan seremonial, melainkan sebagai keluarga yang pulang menyapa.
Dipimpin langsung oleh Ketua TP PKK Mimika, Ny. Suzy Susana Herawaty Rettob, didampingi Wakil Ketua, Ny. Periana Kula Kemong, kehadiran mereka disambut hangat oleh mama-mama, bapak-bapak, dan tawa polos anak-anak kampung. Sambutan yang sederhana, tetapi penuh makna: senyum yang jujur, tatapan yang berharap.
Dalam suasana akrab, Ny. Suzy menyampaikan permohonan maaf karena baru dapat berkunjung secara formal. Padahal, wilayah itu kerap ia lintasi. Baginya, kunjungan ini adalah amanat—bahwa pemerintah harus hadir, bukan hanya terlihat.
“Kami ingin berbagi kasih dan merasakan sukacita bersama mama, bapak, dan anak-anak di sini,” ucap Ny. Suzy dengan suara yang menenangkan.
“Walaupun jalan tadi cukup susah, semangat kami tidak luntur. Ini waktu yang indah menjelang Natal 2025 dan Hari Ibu.”
Kunjungan ini menolak menjadi sekadar pembagian bingkisan. Bagi TP PKK Mimika, kota bukan satu-satunya pusat perhatian. Kampung-kampung di tepian adalah cermin kejujuran tentang kondisi riil masyarakat. Maka mereka datang untuk melihat, mendengar, dan merasakan langsung.
Sebagai Bunda PAUD, Ny. Suzy dan Ny. Periana memberi perhatian khusus pada anak-anak. Mereka memperhatikan tubuh-tubuh kecil itu—apakah tumbuh sehat, apakah mata mereka menyimpan semangat belajar. Dari pengamatan itu lahir komitmen yang tidak berhenti pada hari kunjungan:
- Aksi Medis Lanjutan: jika ditemukan anak-anak dengan kondisi kesehatan kurang baik, TP PKK siap kembali bersama dokter dan perawat.
- Edukasi dan Pendidikan: memastikan setiap anak di Nawaripi dan Kekwa memperoleh hak belajar yang layak.
- Apresiasi untuk Mama-mama: menjelang Hari Ibu, kunjungan ini menjadi penghormatan bagi perempuan-perempuan kampung—penjaga kehidupan yang paling setia.
“Kami harus datang dan melihat langsung,” tutur Ny. Suzy.
“Bantuan ini mungkin sederhana, tetapi inilah wujud perhatian, kasih, dan cinta kami. Kami ingin merasakan sukacita Natal bersama-sama.”
Ia melanjutkan dengan kalimat yang sederhana namun menggema dalam-dalam:
“Karena mama-mama dan bapak-bapak ada, maka kami pun ada. Anak-anak harus sehat supaya mereka bisa sekolah dan punya masa depan.”
Di tengah warga Nawaripi dan Kekwa, kebersamaan Ny. Suzy dan Ny. Periana menjelma simbol kepemimpinan yang melayani—kepemimpinan yang tidak menjaga jarak, tidak bersembunyi di balik meja, dan tidak memilih medan yang mudah.
Kegiatan berbagi ditutup dengan penyerahan bingkisan secara simbolis. Anak-anak tersenyum, orang tua mengucap syukur, dan kampung-kampung itu seolah lebih terang, meski tanpa lampu tambahan.
Dari tepian Mimika, TP PKK membawa pesan sunyi namun kuat:
bahwa damai Natal tidak hanya tinggal di pusat kota,
bahwa kasih harus berjalan lebih jauh dari kenyamanan,
dan bahwa perhatian—sekecil apa pun—mampu menghangatkan masa depan.
Natal, di Nawaripi dan Kekwa, bukan sekadar perayaan.
Ia adalah kehadiran.
















