“Cinta yang benar bukan sekadar kata. Ia berjalan kaki ke pelosok, membawa harapan di tangan, dan mengusap duka rakyat dengan kehadiran.”
PUNCAK, |LINTASTIMOR.ID| — Di bawah langit dingin Distrik Agandugume yang dipeluk kabut lembut, janji politik bukan hanya sebatas kata yang menguap, tapi menjadi nyata. Bupati Puncak Elvis Tabuni dan Wakil Bupati Naftali Akawal mewujudkan ikrar kampanye mereka dengan langkah kaki yang menyentuh bumi: mengantar langsung Dana Desa Tahap Pertama ke kampung-kampung.
Tepat pada Senin, 21 Juli 2025, dana desa diserahkan langsung di Distrik Agandugume, Labewi, dan Sinak, disaksikan oleh masyarakat dan tokoh adat yang larut dalam haru. Inilah momen sakral ketika pemerintahan turun menyapa rakyat, bukan dari podium, tapi dari jalan setapak yang panjang dan sunyi.
Pemimpin yang Hadir adalah Pemimpin yang Dicinta
Dalam arahannya yang menggugah, Bupati Elvis Tabuni mengajak para kepala kampung untuk menjadi pelita bagi rakyatnya:
“Dana desa ini bukan hadiah, tapi titipan. Gunakanlah untuk kemuliaan kampungmu, bukan kesenangan pribadimu. Jangan ada lagi kepala kampung yang setelah menerima dana malah menghilang ke Timika, Nabire, atau Jayapura. Jika terjadi, akan saya ganti,” tegasnya, dengan nada yang bukan hanya tegas tapi menyimpan cinta penuh peringatan.
Ia mengingatkan, pemimpin sejati adalah mereka yang tinggal bersama rakyat, memikul beban dan harapan bersama.
“Sudah 10 tahun lamanya penyerahan dana desa hanya berlangsung di Ilaga. Sekarang, janji kami adalah perubahan itu sendiri. Kami datang, membawa langsung dana ini ke tanah yang berhak menerimanya,” ucap Elvis Tabuni dalam suara yang mengandung hikmah dan kehangatan hati seorang pemimpin yang menepati sumpahnya.
Masyarakat Bicara: Harapan yang Tak Lagi Digantung
Di tengah prosesi penyerahan, seorang tokoh masyarakat Distrik Agandugume berdiri di hadapan Bupati, membawa suara dari rimba yang sunyi:
“Bapak Bupati, terima kasih karena sudah datang membawa harapan. Namun kami mohon, bangunlah jalan penghubung antara Agandugume dan Sinak. Buat jembatan, dan perluaslah bandara kami. Maka darah pembangunan akan lebih deras mengalir,” ungkapnya lirih namun pasti.
Saksi Kebenaran: Negara Hadir di Tengah Hati
Proses ini bukan seremoni semata. Penyerahan dana turut disaksikan oleh Kapolres Puncak, Dandim 1717, Ketua dan Wakil Ketua DPRK Puncak, Ketua Komisi, Kepala OPD, serta seluruh lapisan masyarakat yang datang membawa senyum dan doa.
Bagi masyarakat Puncak, hari itu bukan sekadar penyerahan uang negara. Itu adalah hari ketika janji dan cinta bertemu, bukan dalam syair, tapi dalam langkah nyata menuju kesejahteraan.
Sebuah Puisi Untuk Mereka Yang Turun Gunung
“Ketika seorang pemimpin memilih berjalan kaki menuju rakyatnya,
bukan hanya dana yang dibawa,
tetapi cinta yang tak lekang oleh waktu,
dan janji yang tak tergilas oleh lupa.”
Agustus ini bukan hanya musim kemerdekaan, tapi juga musim harapan yang tumbuh di dataran tinggi Puncak.
Bupati Elvis dan Wakil Naftali bukan sekadar memimpin dari jauh, mereka menepati janji—dan cinta—di tengah rakyatnya.