YAHUKIMO |LINTASTIMOR.ID)—
Sebuah kabar duka menyelimuti Jalan Gunung, Kabupaten Yahukimo, Rabu (19/11/2025) siang. Di antara sunyi hutan dan jalur setapak yang menanjak, seorang pekerja bangunan ditemukan terbujur kaku.
Namanya Baharudin, warga Mandati II, Wangi-Wangi Selatan—tukang sekaligus penjaga camp yang sudah bertahun-tahun mengabdi dalam pembangunan Gereja GIDI Motulen.
Satgas Ops Damai Cartenz bersama Polres Yahukimo segera bergerak menjemput laporan warga.
Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Pol Faizal Ramadhani, menjelaskan langkah cepat itu.
“Begitu laporan diterima, tim langsung dikerahkan ke lokasi untuk memastikan situasi dan mengevakuasi jenazah. Ini langkah awal untuk mengungkap penyebab kejadian secara menyeluruh.”
— Brigjen Pol Dr. Faizal Ramadhani
Setibanya di lokasi, tim mendapati tubuh Baharudin tergeletak di area kebun dekat tempat tinggalnya. Ia ditemukan tanpa baju, hanya mengenakan celana panjang biru dan tanpa alas kaki. Luka bacok di leher kiri menjadi tanda bahwa kematiannya bukan kematian biasa.
Wakil Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Pol Adarma Sinaga, mengatakan bahwa proses pengungkapan sedang dilakukan dengan mengandalkan keterangan warga yang mengenal korban.
“Keterangan para saksi membantu kami memetakan aktivitas terakhir korban. Informasi awal ini akan menjadi dasar penyelidikan lebih lanjut.”
— Kombes Pol Adarma Sinaga
Tiga saksi memberi potongan-potongan cerita.
LE, yang bekerja bersamanya sejak 2017, menjelaskan bahwa setelah gereja diresmikan pada 30 Oktober 2025, Baharudin tak lagi bekerja tetapi tetap tinggal di camp tukang.
LJ menyebut ia adalah juru masak yang setia sejak fondasi pertama gereja dimulai.
Sementara H. mengaku terakhir melihat korban pada 15 November saat ia turun ke Dekai untuk berbelanja.
Barang bukti yang ditemukan di TKP—sebuah kampak dan busur panah—menguatkan dugaan keterlibatan kelompok kriminal bersenjata (KKB). Tim kemudian menyisir kawasan sekitar dan menemukan tiga warga OAP berinisial JK, LK, dan YP, yang dibawa untuk dimintai keterangan. Barang-barang seperti noken, pakaian, dompet, hingga ponsel turut diamankan.
Evakuasi jenazah dilakukan menuju RSUD Dekai untuk proses identifikasi dan pemeriksaan medis. Sementara itu, penyelidikan berlapis terus berjalan untuk menyingkap motif dan pelaku pembunuhan.
Di tengah kegelisahan warga, Kombes Adarma kembali mengingatkan agar publik tetap tenang.
“Kami mengajak masyarakat untuk tidak terprovokasi dan menyerahkan penanganan kasus ini kepada aparat. Polri akan bekerja profesional mengungkap kejadian ini secara terang benderang.”
— Kombes Pol Adarma Sinaga
Sebuah nyawa melayang, namun jejak kisah terakhir Baharudin kini sedang disusun kembali—pelan, teliti, dan dengan harapan keadilan segera menemukan jalannya.
















