Scroll untuk baca artikel
Bupati  mimika
Example 728x250
Hukum & KriminalNasionalPeristiwaPolkam

LPA NTT: Kekerasan Bukan Jalan Mendidik Anak

199
×

LPA NTT: Kekerasan Bukan Jalan Mendidik Anak

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

KUPANG, [LINTASTIMOR.ID] – Kasus viral penamparan siswa oleh kepala sekolah di SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, menjadi cermin buram bagi dunia pendidikan Indonesia. Di balik peristiwa itu, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTT menyerukan pesan damai: mendidik harus dengan cinta, bukan dengan tangan yang menyakiti.

Ketua LPA NTT, Veronika Ata, S.H, M.H menegaskan bahwa tindakan kekerasan, baik fisik maupun verbal, tidak dapat dibenarkan dalam proses pendidikan.

Example 300x600

“Kami tidak mendukung perilaku siswa yang merokok di sekolah, sebab itu tidak patut dan perlu pembinaan. Namun, cara mendidik anak tidak boleh dilakukan dengan kekerasan dalam bentuk apapun,” ujarnya tegas mengutip Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

Menurut Veronika, lembaga pendidikan seharusnya menjadi tempat anak tumbuh dengan kasih, bukan dengan rasa takut. Ia menyerukan agar para guru memperkuat peran Bimbingan Konseling (BK) dan wali kelas dalam menegakkan disiplin tanpa kekerasan.

“Apapun bentuk pelanggaran siswa, termasuk merokok, tidak bisa dibalas dengan kekerasan. Disiplin bukan berarti menghukum, tapi membimbing,” katanya penuh empati.

Ia juga memberikan apresiasi kepada sekolah-sekolah yang telah menerapkan pola pendidikan ramah anak. Sementara kepada orang tua, Veronika mengingatkan pentingnya keterlibatan dan komunikasi.

“Anak tidak boleh dibiarkan tumbuh sendiri dalam dunia yang keras. Orang tua harus hadir dengan perhatian, dengan cinta,” ucapnya lembut.

LPA NTT juga menyoroti fenomena pembulian digital, di mana identitas siswa sering kali dibuka ke publik setelah kejadian viral.

“Mengunggah foto atau identitas anak sama saja mempermalukan korban. Itu pelanggaran hak privasi,” tegas Veronika.

Kasus ini, lanjutnya, seharusnya menjadi pelajaran nasional untuk memperkuat budaya pendidikan yang ramah anak dan berkeadilan, bukan hanya di Banten, tetapi juga di seluruh pelosok negeri termasuk Nusa Tenggara Timur.

Dengan suara teduh namun berwibawa, Veronika menutup pernyataannya:

“Mari kita ciptakan sekolah yang aman, guru yang mendidik dengan hati, dan anak-anak yang tumbuh dalam damai.”


Tagline:
LINTASTIMOR.ID — Suara dari Perbatasan untuk Perdamaian Dunia

Example 300250