Scroll untuk baca artikel
Bupati  mimika
Example 728x250
BeritaKabupaten MimikaKesehatanNasional

Lari  Pagi yang Menyatukan Papua

139
×

Lari  Pagi yang Menyatukan Papua

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Laporan Khusus Redaksi Lintastimor.id – Suara Dari Perbatasan Untuk Dunia

TIMIKA |LINTASTIMOR.ID), pagi 15 November 2025, tidak hanya disambut cahaya yang hangat—tetapi juga oleh derap ribuan kaki yang seakan menggetarkan jantung kota.

Example 300x600

Gelombang Manusia Berlari di Tanah Pusaka

Dari halaman Gedung Eme Neme Yauware, lebih dari 1.500 pelari berdiri berdekatan. Mereka tampak seperti arus manusia yang bersiap mengalir menuju jalanan Timika. Dalam kaos yang berwarna-warni, mereka menyatu dalam satu tema: Heroes Run—sebuah seruan untuk mengingat keberanian dan merawat kebersamaan di Papua.

Dari atlet profesional hingga pelajar berseragam, dari komunitas lari hingga ASN, dari bapak-bapak yang baru selesai apel pagi hingga anak-anak usia belasan tahun—semuanya menanti aba-aba start.

Tepat pukul 06.30 WIT, gong kecil dipukul, dan gelombang besar itu pun bergerak.

“Di sini, kita bukan sekadar berlari. Kita merayakan Papua yang kuat dan bersatu,” ujar Pangkogabwilhan III Letjen TNI Bambang Trisnohadi, dengan suara yang menyatu dalam hiruk pikuk peserta.

Mereka yang Datang Bukan Sekadar untuk Berlari

Kehadiran pejabat tinggi TNI, Forkopimda Mimika, Ketua PASI, hingga Ketua FORMI, memberi suasana berbeda pada pagi itu. Mereka bukan sekadar hadir sebagai tamu kehormatan. Banyak dari mereka juga ikut berlari—sebuah gestur yang tak sering terlihat dalam acara resmi.

Menyaksikan para peserta mengejar garis finish, tampak jelas bahwa kegiatan ini telah menjadi milik semua orang. Tidak ada batasan pangkat, usia, atau latar belakang. Jalanan Timika menjadi panggung egaliter, di mana peluh adalah bahasa yang menyatukan.

Sebagian pelari memilih rute 5K, sebanyak seribu orang—mengalir cepat seperti angin pantai. Sementara 500 peserta pada rute 10K menantang diri sendiri di bawah matahari yang terus naik.

Dan di antara mereka, ada yang berlari mengejar catatan waktu, ada yang mengejar kebugaran, dan ada pula yang hanya ingin merasakan Timika dari sudut berbeda: lewat telapak kaki.

Finish yang Pecah oleh Sorak Kemenangan

Di garis akhir, suasana berubah menjadi festival kecil. Teriakan peserta yang menunggu doorprize memecah udara. Musik motivasi bergemuruh, dan panitia berdiri di atas panggung kecil sambil menggenggam nomor undian.

Hadiah-hadiah besar—3 sepeda listrik, 3 sepeda MTB, 5 handphone—menjadi magnet yang membuat ribuan kepala menoleh ke arah yang sama.

Namun di balik euforia hadiah, ada momen yang lebih menyentuh: ketika para juara naik ke panggung.

Mereka bukan hanya membawa medali dan uang pembinaan, tapi juga membawa cerita masing-masing—cerita tentang latihan diam-diam sebelum subuh, tentang keinginan membanggakan sekolah atau komunitas, dan tentang mimpi kecil yang tiba-tiba terasa mungkin.

Dalam Lari, Papua Menemukan Dirinya

Trisula Heroes Run 2025 bukan sekadar angka—bukan sekadar 9 kategori, nominal hadiah, atau 1.500 peserta yang mendaftar hanya dalam dua hari. Ia adalah gambaran tentang bagaimana Papua bergerak bersama.

Di sebuah tanah yang sering diberitakan karena gejolak, pagi itu Timika menunjukkan wajah yang lain: wajah yang penuh harapan, penuh energi, penuh keinginan untuk menjadi lebih baik.

“Semangat kebersamaan inilah yang menguatkan Papua,” kata Letjen Bambang Trisnohadi, mengunci peristiwa itu dalam sebuah kalimat yang akan diingat peserta.

Ketika Lari Menjadi Doa Baru

Di akhir acara, ketika matahari mulai meninggi dan peserta perlahan bubar, satu hal terasa mengendap di udara: bahwa olahraga bisa menjadi bahasa universal yang menyembuhkan jarak.

Dari Eme Neme Yauware hingga sudut-sudut Timika, gema langkah kaki itu mengingatkan bahwa Papua adalah ruang yang bisa terus dirawat melalui kegiatan positif—ruang yang tidak hanya dibayangkan melalui konflik, tetapi juga melalui persatuan.

Lintastimor.id, dari perbatasan untuk dunia, mencatat bahwa pagi itu Papua berlari—dan dalam lari itu, ia menemukan dirinya lebih utuh.

Example 300250