Scroll untuk baca artikel
Bupati  mimika
Example 728x250
BeritaInternasionalKesehatanNasional

KITA SEHAT: Kolaborasi yang Menyalakan Asa Baru Kesehatan NTT

38
×

KITA SEHAT: Kolaborasi yang Menyalakan Asa Baru Kesehatan NTT

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

KUPANG |LINTASTIMOR.ID), Rabu 26 November 2025 —Di sebuah pagi yang sederhana namun sarat makna, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur menandai langkah panjang delapan tahun ke depan: sebuah kemitraan strategis dengan Pemerintah Australia untuk membangun kesehatan yang lebih tangguh, inklusif, dan manusiawi. Program itu diberi nama KITA SEHAT, sebuah ungkapan yang bukan hanya teknokratis, tetapi juga emosional—seolah ingin menegaskan bahwa kesehatan adalah urusan “kita”.

Ruang Rapat Gubernur NTT pagi itu menjadi saksi hadirnya berbagai pemangku kepentingan: Gubernur Emanuel Melkiades Laka Lena, Wakil Dubes Australia Gita Kamath, Ketua DPRD Emilia Nomleni, kementerian terkait, lembaga internasional, hingga tim khusus KITA SEHAT yang akan bekerja di NTT dalam fase awal 2025–2029. Ada optimisme yang tak sekadar formal; ada percakapan lintas bangsa tentang masa depan manusia NTT.

Example 300x600

Dalam sambutannya, Gubernur Melki Laka Lena menegaskan visi besar yang menyatukan kerja sama ini.
“Transformasi kesehatan adalah fondasi untuk menciptakan SDM yang berdaya saing. KITA SEHAT hadir memperkuat layanan primer, tenaga kesehatan, dan tata kelola. Ini investasi untuk masa depan NTT,” ujarnya.

Bagi Gubernur Melki, kerja sama ini bukan sekadar program panjang delapan tahun. Ia adalah narasi besar tentang masa depan: tentang Indonesia Emas 2045, tentang RPJMN dan RPJMD yang selaras, tentang Asta Cita dan Dasa Cita, tentang posyandu yang tidak sekadar tempat penimbangan balita, tetapi simpul kehidupan masyarakat.

Ia menyadari bahwa ketahanan kesehatan tidak pernah berdiri sendiri.
“Kualitas kesehatan tidak dapat dicapai tanpa sinergi lintas sektor dan kerja sama internasional,” tambahnya.

Dalam mengingat kembali keberhasilan program sebelumnya seperti AIHSP, termasuk dukungan vaksin rabies 100 ribu dosis dari Pemerintah Australia pada 2023, Gubernur Melki menyampaikan apresiasi yang dalam.
“Kita ingin KITA SEHAT menjadi ruang kolaborasi yang lebih kuat—antara pusat, daerah, dan Australia—demi layanan kesehatan yang inklusif dan terjangkau,” tegasnya.

Dan ia menutupnya dengan ajakan yang sarat emosi dan ketegasan:
“Melalui KITA SEHAT, kita melangkah bersama membangun NTT yang lebih sehat, tangguh, dan sejahtera. Ayo Bangun NTT!”

Dari Jakarta, melalui ruang virtual, Plt. Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Bappenas, Pungkas Bahjuri Ali, mempertegas arah besar program.
Ia menyebut bahwa KITA SEHAT dibagi dalam dua fase hingga 2033, dengan dukungan anggaran signifikan dari Pemerintah Australia melalui DFAT.

Fase pertama (2025–2029) fokus pada dua pilar besar:

  1. Penguatan pelayanan kesehatan primer dan gizi, terutama untuk memastikan akses layanan berkualitas dan berkelanjutan.
  2. Pendekatan One Health dan ketahanan kesehatan, yang mengintegrasikan manusia, hewan, dan lingkungan.

Menurutnya, penetapan NTT sebagai lokus utama bukan tanpa alasan.
NTT menyimpan tantangan besar—gizi, akses layanan, kapasitas laboratorium, hingga penyakit zoonotik—sekaligus menyimpan energi perubahan.

“Di balik tantangan itu, masyarakat NTT memiliki semangat yang kuat untuk bertransformasi. Kami berharap NTT menjadi model praktik baik One Health yang dapat direplikasi di provinsi lain,” ujar Pungkas Ali.

Sementara itu, Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gita Kamath, menegaskan perspektif kemanusiaan yang menjadi fondasi kerja sama ini.
“Sebuah negara tidak bisa tumbuh jika anak-anaknya tidak sehat dan bergizi baik. Australia bangga bermitra dengan NTT untuk memperkuat sistem kesehatan yang adil dan tangguh,” tuturnya lembut.

Baginya, kerja sama ini adalah jembatan antarmanusia, bukan sekadar perjanjian antarpemerintah.
Kolaborasi adalah kuncinya.

Peluncuran KITA SEHAT bukan akhir dari sebuah upacara, melainkan awal dari perjalanan panjang.
Usai acara, diskusi teknis antara DFAT, tim KITA SEHAT, kementerian terkait, dan jajaran Pemprov NTT digelar untuk menyelaraskan sasaran, memastikan efektivitas, dan menghindari tumpang tindih program.

Di ruang-ruang diskusi itu, masa depan kesehatan NTT sedang dirancang.
Ada banyak angka, dokumen, dan strategi.
Namun di balik semuanya, ada harapan yang sederhana: bahwa anak-anak NTT tumbuh sehat, bahwa keluarga-keluarga bisa mengakses layanan kesehatan yang berkualitas, bahwa masyarakat bisa hidup dengan martabat penuh.

Pada akhirnya, KITA SEHAT bukan sekadar nama program.
Ia adalah pernyataan kepercayaan: bahwa kesehatan adalah kerja kolektif, bahwa manusia NTT layak mendapat masa depan yang lebih baik, dan bahwa kolaborasi lintas bangsa bisa menjadi jembatan menuju kesejahteraan.

Sebuah langkah kecil hari ini, menuju transformasi delapan tahun, dan gema panjang untuk masa depan NTT.


 

Example 300250