Laporan Khusus Redaksi Lintastimor.ID ———
MAPPI | LINTASTIMOR.ID)-Pagi itu, langit Mappi belum sepenuhnya ramah. Awan menggantung berat, seolah menyimpan hujan yang kapan saja bisa jatuh. Di Lapangan Apel Polres Mappi, barisan berdiri tegak—bukan sekadar seragam dan perlengkapan, melainkan tekad yang dirapikan oleh disiplin dan doa. Di sinilah negara menyatakan kesiapannya: menjaga lilin agar tetap menyala di tengah musim hujan dan keramaian Natal 2025 serta Tahun Baru 2026.
Apel Gelar Pasukan Operasi Lilin Cartenz 2025 bukan hanya ritual tahunan. Ia adalah penanda dimulainya sebuah ikhtiar kolektif—antara Polri, pemerintah daerah, dan seluruh pemangku kepentingan—untuk memastikan bahwa perayaan iman, kebahagiaan, dan perjumpaan keluarga berlangsung dalam rasa aman. Dinas Perhubungan, BPBD, dan instansi terkait hadir, menyatu dalam satu barisan kehendak: melayani.
Kapolres Mappi, Kompol Suparmin, S.IP., M.H., saat membacakan amanat Kapolri, mengingatkan bahwa Natal dan Tahun Baru adalah agenda nasional yang menyentuh sisi terdalam kehidupan masyarakat. Di momen ini, orang-orang bergerak—beribadah, pulang kampung, berlibur, dan bertemu keluarga. Mobilitas meningkat, denyut kota dan kampung berpacu lebih cepat.
Namun tahun ini, perayaan datang beriringan dengan prediksi puncak musim hujan. Alam memberi tantangannya sendiri. Banjir, longsor, gangguan lalu lintas, hingga potensi gangguan kamtibmas mengintai di balik riuh sukacita. Situasi ini menuntut kewaspadaan yang lebih tinggi, kesiapsiagaan yang lebih utuh, dan kehadiran negara yang lebih sigap.
“Pengamanan Nataru tahun ini harus dilaksanakan secara ekstra—dari aspek pengamanan, pelayanan, hingga respons cepat di lapangan—demi memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat,” tegas Suparmin.
Kalimat itu tidak berdiri sendiri. Ia bergaung sebagai komitmen. Sebab keamanan bukan hanya soal patroli dan pos penjagaan, tetapi tentang rasa—rasa tenang ketika beribadah, rasa percaya ketika melintas jalan, dan rasa aman ketika anak-anak tertidur di rumah saat malam pergantian tahun.
Sebagai wujud kesiapsiagaan, Polri bersama seluruh stakeholder menggelar Operasi Kepolisian Terpusat dengan sandi Operasi Lilin 2025, yang akan berlangsung selama 14 hari, mulai 20 Desember 2025 hingga 2 Januari 2026. Waktu yang singkat, tetapi penuh makna, karena di sanalah negara diuji dalam sunyi: saat masyarakat bersukacita, aparat justru memilih berjaga.
“Kami telah memetakan berbagai potensi permasalahan, baik di bidang kamtibmas maupun kamseltibcarlantas, agar setiap gangguan dapat diantisipasi sedini mungkin,” lanjut Kapolres.
Di balik peta-peta kerawanan dan strategi pengamanan, ada manusia-manusia berseragam yang meninggalkan keluarganya sejenak.
Mereka berdiri di persimpangan jalan, di pos pengamanan, di pelabuhan, di gereja, dan di pusat keramaian—menjadi penjaga yang sering tak terlihat, namun selalu dirasakan kehadirannya.
Apel Gelar Pasukan ini, pada akhirnya, adalah pernyataan moral: bahwa negara hadir bukan hanya ketika bencana datang, tetapi juga ketika masyarakat merayakan hidup. Bahwa Polri bukan sekadar penegak hukum, melainkan penjaga ritme sosial—menjaga agar doa tetap khusyuk, perjalanan tetap lancar, dan malam pergantian tahun tetap damai.
Di tengah hujan yang mungkin turun, lilin itu harus tetap menyala. Dan di Mappi, pagi itu, negara memilih untuk berdiri—tenang, siap, dan setia menjaga.
















