MIMIKA |LINTASTIMOR.ID)— Dari balik hamparan hijau Kebun Sirih, suara syukur itu terdengar tulus. Piet Nawipa, Kepala Suku Mee di Kabupaten Mimika, menatap rumah barunya dengan mata yang nyaris berkaca. Dinding yang dulu rapuh kini berdiri kokoh; atap yang bocor kini meneduhkan keluarganya.
“Saya ucapkan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto yang sudah merehab rumah saya dan beberapa masyarakat Suku Mee yang ada di Kelurahan Kebun Sirih,” ucap Piet, suaranya parau namun penuh rasa syukur.
Bagi Piet, rumah bukan sekadar tempat berteduh, tetapi juga simbol harga diri dan kehangatan keluarga. “Dulu rumah saya rusak, tidak layak untuk ditempati. Sekarang sudah diperbaiki, indah, dan nyaman untuk tinggal,” tuturnya lirih, sambil menatap genting baru yang berkilau diterpa matahari Mimika.
Program rehabilitasi rumah yang digulirkan pemerintah pusat ini menjadi angin segar bagi warga Suku Mee. Dari rumah ke rumah, harapan tumbuh — menyatu dengan tanah yang selama ini mereka jaga dengan setia.
Piet menyebut, kepedulian pemerintah pusat bukan hanya memperbaiki bangunan, tapi juga membangun semangat baru di hati rakyat kecil. “Kami siap mendukung dan mengawal semua program Pemerintah Pusat untuk kesejahteraan masyarakat Papua, khususnya Suku Mee di Kabupaten Mimika,” katanya penuh keyakinan.
Di ujung senja, rumah-rumah baru itu berdiri tenang di bawah langit timur. Dan di antara tawa anak-anak yang bermain di halaman, suara Piet bergema lembut: sebuah ucapan terima kasih dari ujung Papua untuk negeri yang luas ini.
(Redaksi Lintastimor.id — Suara dari Perbatasan untuk Perdamaian dunia–