MAKASSAR, [LINTASTIMOR.ID] — Di tengah langit mendung Sulawesi Selatan, satu per satu harapan Presiden Prabowo Subianto mulai menjelma nyata. Dari tawa anak-anak yang menikmati makan siang bergizi di dapur umum, hingga denyut semangat koperasi desa yang perlahan tumbuh di jantung pedesaan Takalar, pemerintah pusat melalui Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polkam) memastikan langkah-langkah perubahan itu berjalan, bukan sekadar slogan di atas kertas.
Kemenko Polkam, melalui Deputi V Bidang Koordinasi Komunikasi dan Informasi (Kominfo), turun langsung ke lapangan untuk meninjau tiga program prioritas: Makan Bergizi Gratis (MBG), Cek Kesehatan Gratis (CKG), dan Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes). Kunjungan ini mencakup tiga kabupaten strategis: Makassar, Maros, dan Takalar — daerah yang kini menjadi laboratorium sosial dari janji-janji pembangunan berkeadilan.
“Negeri ini tak hanya butuh janji, tapi butuh kehadiran. Dan kehadiran kami di sini adalah komitmen bahwa program prioritas Presiden bukan angan-angan, tetapi kenyataan yang bisa disentuh dan dirasakan rakyat,” ungkap Marsma TNI Arifien Sjahrir, Sekretaris Deputi V/Kominfo, dengan sorot mata penuh keyakinan.
Menanam Harapan di Dapur Gizi: MBG dan 36 SPPG Resmi Diluncurkan
Di Lanud Sultan Hasanuddin, Kabupaten Maros, mata anak-anak bersinar cerah ketika 36 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) diresmikan. Di tempat yang sama, peletakan batu pertama untuk 18 SPPG lainnya dilakukan secara serentak—tanda bahwa negara sedang menanam pohon harapan di lahan subur masa depan.
Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU), Marsekal TNI M. Tonny Harjono, memimpin langsung peresmian tersebut, disaksikan oleh jajaran TNI AU, Forkopimda, Inspektorat Utama Badan Gizi Nasional, serta para penerima manfaat yang hadir dengan senyum penuh harap.
“Setiap sendok makanan bergizi yang sampai ke mulut anak-anak, adalah sebuah revolusi kecil yang membungkam kelaparan dan membangkitkan mimpi,” ujar Marsda TNI Eko Dono Indarto, Deputi Kominfo, mengutip pesan Menko Polkam Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan.
Menjaga Detak Kesehatan Rakyat Lewat CKG
Di Kota Makassar, tim Kemenko Polkam menyusuri lorong pelayanan kesehatan, dari kantor Dinas Kesehatan Kota Makassar hingga Puskesmas Minasa Upa. Di sini, program Cek Kesehatan Gratis (CKG) menjadi jembatan antara pencegahan dan kepedulian.
Menurut data Dinkes, dari 1,4 juta penduduk Makassar, baru 16.000 warga yang memanfaatkan layanan CKG. Angka ini masih kecil, namun menjadi awal yang menjanjikan, terutama sejak layanan ini menyasar anak-anak sekolah.
“Kesehatan bukan sekadar tubuh yang kuat, tetapi pikiran yang tercerahkan. Program ini harus jadi budaya baru: memeriksa sebelum menderita, mengobati sebelum terlambat,” ucap Syaiful Garyadi, Asisten Deputi Koordinasi Perlindungan Data dan Transaksi Elektronik.
Meski partisipasi masih rendah dan tantangan pembiayaan membayangi, tim Kemenko Polkam berkomitmen mendorong percepatan dan perluasan layanan ini, termasuk lewat kolaborasi dengan tokoh masyarakat dan dunia pendidikan.
Kopdes Merah Putih: Ketika Desa Menghidupkan Ekonomi Bangsa
Perjalanan berlanjut ke Desa Aeng Batu-Batu, Kabupaten Takalar. Di sana, semangat koperasi bangkit kembali lewat program Kopdes Merah Putih. Di tengah geliat ekonomi desa yang sederhana, Kopdes hadir membawa harapan baru melalui unit usaha seperti apotek desa, LPG, sembako murah, simpan pinjam syariah, hingga layanan pos digital.
Namun, seperti benih yang baru tumbuh, tantangan tak sedikit. Masalah logistik, sumber daya manusia, hingga rantai pasokan menjadi batu sandungan yang harus segera diurai.
“Kami tahu jalan masih panjang. Tapi dengan dukungan pusat, kami percaya koperasi ini bisa menjadi denyut ekonomi desa. Terima kasih atas kehadiran Kemenko Polkam yang tak hanya datang membawa kamera, tapi juga mendengar suara kami,” ujar Syarifa Ratu Yuliani, Ketua Kopdes Aeng Batu-Batu, dengan mata berkaca-kaca.
Koordinasi yang Menghidupkan Kehadiran Negara
Bagi Kemenko Polkam, kunjungan ini bukanlah kegiatan seremonial. Ini adalah perwujudan tugas untuk mengawal, menyelaraskan, dan menyambungkan kepentingan rakyat dengan kebijakan negara.
“Kami hadir bukan untuk memberi laporan kosong, tetapi menyerap denyut kehidupan masyarakat. Program prioritas Presiden akan terus kami kawal dengan pendekatan yang koordinatif, solutif, dan adaptif,” tegas Marsma Arifien Sjahrir menutup kunjungan.
Langkah ini menjadi bukti bahwa program-program nasional tidak berhenti di meja rapat atau tayangan televisi, tapi benar-benar menyapa rakyat—dengan semangkuk makan bergizi, hasil cek kesehatan gratis, dan koperasi desa yang mulai hidup.
Dan di langit Sulsel, awan tak lagi mendung. Ia menjadi saksi bahwa perubahan telah dimulai—pelan, namun pasti.