MAKASSAR | LINTASTIMOR.ID – Di tengah puing dan dinding hitam arang, harapan baru sedang disulam. Pemerintah Kota Makassar resmi mengajukan anggaran Rp375 miliar kepada Pemerintah Pusat untuk membangun kembali Kantor DPRD Makassar, yang luluh lantak dilahap api usai aksi demonstrasi berujung kerusuhan pada Jumat, 29 Agustus lalu.
“Estimasinya sekitar Rp375 miliar. Semua dokumen sudah kami rampungkan dan telah diterima Kementerian PU,” tutur Kepala Dinas PU Makassar, Zuhaelsi Zubir, dengan suara yang seolah membawa kegetiran sekaligus harapan, Sabtu (13/9).
Ia menambahkan, dokumen teknis mulai dari as built drawing, spesifikasi teknis, hingga engineering design (DED) telah dikirimkan. Namun, arah pembangunan masih menunggu keputusan: apakah gedung lama dirobohkan untuk memberi ruang bagi wajah baru, atau hanya diperbaiki dengan menyisakan jejak luka bakar di dindingnya.
“Kami masih menunggu tim pusat untuk survei kelayakan. Mana struktur yang layak dipertahankan, mana yang mesti dirobohkan,” ucap Zuhaelsi.
Kini, bangunan itu berdiri seperti saksi bisu. Terpasang spanduk larangan masuk dari BPBD Makassar bertuliskan: “Berbahaya, struktur rapuh”. Di dalamnya, ruang sidang yang dulu berdebat soal suara rakyat, kini hanya menyisakan bau asap dan arang yang menempel di tiang-tiang penyangga.
“Every ending is a beginning in disguise,” bisik seorang staf DPRD yang datang membersihkan berkas.
“Mate, the joint’s cooked, but reckon she’ll rise stronger,” ujar seorang warga Makassar yang tinggal tak jauh dari lokasi, dengan logat Aussie slang penuh solidaritas.
Dalam bahasa Makassar, seorang tua menahan air mata: “Naparapi’ kantoro’ta, tapi pangngadakkangngi ri allo sibawa sitinaja.” (Hancur kantor kita, tapi akan dibangun kembali dengan doa dan harapan).
Seorang mahasiswa asal Timor Leste menambahkan: “Kantor ne’ebé tohar, sei tama fali hanesan lulik foun, tanba hakarak ema hotu.” (Kantor yang hancur ini akan bangkit kembali sebagai sesuatu yang sakral, karena keinginan semua orang).
Dari abu yang menutup lantai, dari puing yang berserakan, lahir doa-doa agar kantor wakil rakyat ini bukan hanya sekadar bangunan, melainkan rumah kebijaksanaan yang lebih kuat dari sebelumnya.