JAYAPURA |LINTASTIMOR.ID]— Di lereng-lereng hijau Desa Wayame, Ambon, mata air harapan kini mengalir deras. Wayame Hydro Bae, inisiatif CSR dari Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku melalui Integrated Terminal (IT) Wayame, hadir bukan sekadar membawa air bersih—tetapi menghidupkan kembali denyut ekonomi desa, menyuburkan ladang, dan mengangkat UMKM minyak atsiri ke panggung yang lebih menjanjikan.
“Air bukan hanya soal kebutuhan, tapi soal kehidupan. Dan ketika ia mengalir, harapan ikut tumbuh di ladang dan usaha kecil masyarakat,” tutur Ispiani Abbas, Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku.
Program ini bertumpu pada inovasi teknologi Pompa Ramah Lingkungan (Porling), sistem energi terbarukan yang mampu mengalirkan air hingga ke perbukitan tanpa listrik dan tanpa biaya tambahan. Sebuah solusi sederhana namun berdampak dalam: menghapus beban dua jam berjalan kaki demi seember air, dan menggantinya dengan waktu yang kini dipakai untuk bertani dan mengolah produk lokal.
Sebelum hadirnya Wayame Hydro Bae, UMKM minyak atsiri mengalami stagnasi. Kini, produksi meningkat, sertifikasi halal MUI telah dikantongi, proses BPOM tengah berjalan, dan produk mulai merambah pasar modern. Sementara itu, petani tomat mengalami lonjakan hasil panen dari 2,5 ton (2021) menjadi 9,5 ton (2024), dan pendapatan mereka melonjak dari Rp5 juta menjadi Rp29 juta per bulan.
Program ini juga melibatkan masyarakat secara aktif—petani, lansia, perempuan, dan kelompok rentan—sejak perencanaan hingga evaluasi. Gotong royong menjadi napas dari setiap langkah kecil yang bermakna.
Sebagai buah manis dari inovasi ini, IT Wayame dianugerahi penghargaan Gold kategori Economic Empowerment dalam ajang Indonesia Social Responsibility Award (ISRA) 2025, sejalan dengan SDGs poin 6 (Air Bersih dan Sanitasi) dan poin 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi).
“Ketika air mengalir, ekonomi pun tumbuh. Dan di balik setiap tetesnya, ada harapan yang mekar dari bumi Wayame.”
