TIMIKA |LINTASTIMOR.ID) — Sabtu pagi itu, Lapangan Kantor Pusat Pemerintahan Mimika bukan sekadar menjadi tempat upacara.
Ia menjelma ruang kebersamaan: denting drumband, langkah lincah tarian pelajar, dan balutan biru Korpri yang menyatu dalam ritme perayaan usia ke-54 Korps Pegawai Republik Indonesia. Di tengah kemeriahan yang hangat, para ASN berkumpul bukan hanya merayakan ulang tahun organisasi, tetapi juga meneguhkan peran mereka di tengah perubahan zaman.
Sekretaris Daerah Mimika, Abraham Kateyau, berdiri di podium dengan suara yang dalam dan terukur.
Ia mengawali pidato seperti membuka pintu hati, mengajak seluruh hadirin meresapi makna kebersamaan pagi itu.
Di hadapan ratusan ASN, Abraham menegaskan bahwa peringatan HUT Korpri bukan sekadar ritual yang diulang setiap tahun, melainkan refleksi penting tentang arah pengabdian. Tema nasional tahun ini—Bersatu, Berdaulat, Bersama Korpri dalam Mewujudkan Indonesia Maju—baginya bukan hanya slogan.
ASN, Jantung Pelayanan Publik
Dalam esai perenungannya di hadapan barisan aparatur, Abraham memberi penghargaan kepada mereka yang bekerja dalam senyap—dari meja administrasi hingga ruang rawat, dari sekolah-sekolah hingga proyek pembangunan.
Namun ia juga menegaskan bahwa perjalanan masih panjang. Di balik keberhasilan, terselip tantangan yang tidak bisa disembunyikan: kedisiplinan yang perlu diperkuat, digitalisasi layanan yang harus dipercepat, dan budaya kerja yang wajib bersih dari KKN.
Pengabdian sebagai Jalan Sunyi
Peringatan hari jadi Korpri menjadi momen untuk menajamkan kembali kompas pengabdian. Abraham mengajak seluruh aparatur untuk terus bertumbuh—bukan saja dalam keahlian, tetapi juga dalam karakter.
Ajakan itu tidak bergema sebagai perintah, tetapi sebagai pesan moral seorang pelayan negara kepada sesama pelayan negara. Harapannya mengalir ringan namun tegas, seperti doa yang ingin mendarat pada masa depan Mimika.
Selebrasi yang Menutup Hari
Perayaan hari itu diakhiri dengan pemotongan tumpeng—simbol syukur dan kebersamaan. Suara drumband kembali menggema, tarian pelajar kembali mewarnai lapangan, dan wajah-wajah ASN memancarkan semangat baru yang tidak sekadar dirayakan, tetapi ingin diterjemahkan dalam kerja nyata.
Di ujung pidatonya, Abraham menutup acara dengan ungkapan sederhana namun sarat makna.
Pada hari itu, Korpri tidak hanya merayakan usianya—ia merayakan tekad kolektif untuk terus menjadi denyut yang menjaga pelayanan publik tetap hidup.
















