Scroll untuk baca artikel
Bupati  mimika
Example 728x250
Gaya HidupHiburanNasionalPeristiwa

Guru Adalah Pelita di Tengah Kabut Bangsa

347
×

Guru Adalah Pelita di Tengah Kabut Bangsa

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Dalam riuh rendah zaman yang bergerak terlalu cepat, guru tetap berdiri sebagai penjaga cahaya—pelita yang tak pernah padam meski angin perubahan kian tak menentu.

Mereka tidak meminta balasan, tetapi bangsa ini berutang masa depannya pada ketulusan yang mereka tanamkan setiap hari.

Example 300x600

Opini Hari Guru Nasional
Oleh: Agustinus Bobe, S.H., M.H.

Guru, kaulah pelita yang tak pernah meminta balasan, namun selalu memberi arah bagi jiwa-jiwa yang mencari jalan.” Kalimat ini mengingatkan kita bahwa profesi guru bukan sekadar pekerjaan, melainkan panggilan batin yang menuntut pengabdian seumur hidup. Pada Hari Guru Nasional ini, kita tidak hanya merayakan mereka—kita merefleksikan diri tentang sejauh apa kita menghormati cahaya yang selama ini menerangi langkah kita.

Guru dan Beban Sunyi yang Tidak Kita Lihat

Di ruang kelas, guru tampak seperti pengajar biasa. Namun sesungguhnya, mereka adalah penjaga harapan. Mereka memikul beban yang sering tidak tercatat dalam laporan kinerja: menjadi orang tua kedua, konselor emosional, hingga benteng terakhir bagi anak-anak yang datang ke sekolah membawa luka rumah tangga.

Bangsa ini akan selalu membutuhkan mereka, tetapi sering kali tidak memberikan ruang penghormatan yang setara.

Padahal, perjuangan guru adalah perjuangan yang senyap namun menentukan arah sejarah.

Pendidikan sebagai Benteng Peradaban

Sebagai seorang yang bergelut di ranah hukum, saya percaya bahwa keadilan dan ketertiban sosial bertumpu pada kualitas pendidikan. Hukum hanya bisa bekerja jika warga negara tumbuh dengan karakter kuat, integritas, dan kecerdasan moral. Guru berada di titik paling awal dari seluruh proses pembentukan tersebut.

Mereka bukan hanya mengajarkan materi. Mereka menanamkan nilai. Mereka membimbing tanpa pamrih, mengarahkan tanpa menguasai, menegur tanpa merendahkan. Di tangan guru yang tepat, seorang anak bisa menemukan jati dirinya; di tangan guru yang salah, ia bisa kehilangan arah. Maka, kualitas guru adalah cermin kualitas bangsa.

Ketika Teknologi Tidak Mampu Menggantikan Sentuhan Manusia

Digitalisasi membawa kemudahan, tetapi guru tidak pernah tergantikan. Bukan oleh layar, bukan oleh kecerdasan buatan, bukan oleh algoritma. Karena pendidikan pada dasarnya adalah hubungan manusia dengan manusia—relasi batin antara yang memberi arah dan yang sedang mencari jalan.

Seorang murid mungkin lupa rumus yang diajarkan, tetapi ia tidak akan lupa guru yang pernah percaya kepadanya ketika dunia tidak percaya.

Para Guru di Pedalaman: Api Kecil di Tempat Gelap

Di daerah-daerah seperti Paniai, Belu, dan pelosok lain di Indonesia, para guru sering bukan hanya pengajar. Mereka adalah penerang di tempat di mana fasilitas kurang, akses terbatas, dan perhatian negara belum sempurna.

Namun tetap mereka hadir—menyeberangi sungai, mendaki bukit, berjalan di bawah hujan—demi memastikan satu hal: tidak ada masa depan yang dibiarkan gelap.

Pengabdian seperti inilah yang seharusnya mendapat tempat terhormat dalam hati bangsa.

Menghormati Guru Berarti Menghormati Masa Depan

Hari Guru tidak boleh berhenti pada seremoni. Ia harus menjadi momentum untuk memperjuangkan kesejahteraan, pelatihan, dan posisi sosial guru. Tidak ada peradaban besar yang dibangun dengan menempatkan guru di pinggir.

Bangsa ini akan benar-benar maju ketika guru tidak lagi berjuang seorang diri.

Segenap Keluarga Besar Media Group Lintastimor.id, Buserkota. com, MetrotimorNews.Id dan Belupos.com  menyampaikan:
Selamat Hari Guru Nasional.

Terima kasih kepada para guru. SDK LOTAS, SMPK St.Gregorius Buraen, Amarasssi, SMA Sapientia—SMAN 2 Kupang, para Dosen Fakultas Hukum Unwira Kupang, para Dosen Magister Ilmu Hukum Universitas Airlangga Surabaya sebagai pelita bagi perjalanan hidupku yang tidak padam meski dunia sering kali gelap. Teruslah menerangi, teruslah memandu. Karena selama engkau ada, Indonesia tidak akan kehilangan arah.

Agustinus Bobe, S.H., M.H.
Penulis Opini
Pemerhati Pendidikan dan Keadilan Sosial

Example 300250