MIMIKA, [LINTASTIMOR.ID] — Di balik kerangka tua yang nyaris usang, Gedung Perpustakaan Eme Neme tengah menanti kelahirannya kembali. Harapan akan rumah ilmu yang sempat terbengkalai itu kini menggeliat, menyusul kabar bahwa proses perencanaan renovasi hampir rampung.
Jacob Jantje Toisuta, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Mimika, menuturkan bahwa perencanaan teknis pembangunan akan dituntaskan dalam waktu dekat. Jika tak ada aral melintang, lelang fisik dimulai bulan depan, dan pengerjaan renovasi diproyeksikan rampung pada 2026.
“Perencanaan selesai bulan ini, lalu bulan depan mulai pelelangan. Anggap saja pekerjaan fisik memakan waktu dua tahun. Saya berharap, tahun 2027 kami tidak lagi menyewa gedung untuk kantor dinas,” tutur Jacob dengan nada penuh harap, Rabu (30/7/2025).
Gedung perpustakaan yang sejatinya telah lama berdiri itu, sempat terkunci oleh sengketa lahan. Bangunannya terdiam, menjadi saksi bisu tentang kerinduan akan literasi yang tak sempat tumbuh. Kini, dengan alokasi dana renovasi senilai Rp10 miliar, seluruh tubuh gedung itu akan mengalami pembaruan menyeluruh—bukan sekadar tambal sulam.
“Ini bukan renovasi ringan. Bisa dibilang renovasi berat. Hampir seluruh bagian gedung rusak parah. Anggaran Rp10 miliar itu pun belum termasuk biaya perencanaan dan pajak, jadi mungkin saja akan bertambah,” jelas Jacob.
Ia pun enggan mengurai detail perihal sengketa tanah yang sempat menghambat pemanfaatan gedung itu. Namun satu hal yang ia pastikan—renovasi akan berjalan tahun ini, dan cahaya pengetahuan akan kembali menyinari halaman-halaman buku di sana.
Perpustakaan Eme Neme bukan sekadar bangunan. Ia adalah janji lama yang kini hendak ditepati. Di sanalah kelak, anak-anak Mimika akan membaca masa depan dengan mata yang penuh cahaya.
